OMC di Kaldera Toba: BMKG Kirim Tiga Sorti Hari Ini

Operasi Modifikasi Cuaca dilakukan lagi di Kaldera Toba hari ini, Senin (28/7/2025). (Foto: Pangihutan/Mistar)
Tapanuli Utara, MISTAR.ID
Penyemaian awan menggunakan zat Natrium Klorida (NaCl) atau garam dapur dengan konsentrasi tertentu di wilayah Kaldera Toba kembali dilaksanakan hari ini, Senin (28/7/2025).
Tiga sorti Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) telah diberangkatkan dari Bandara Silangit, Kabupaten Tapanuli Utara, ke Kaldera Toba.
“Zat ini disemai ke awan agar mempercepat proses kondensasi dan menghasilkan hujan. Hari ini tiga sorti sudah diberangkatkan. Mudah-mudahan hasilnya dapat membantu menurunkan hujan, terutama di wilayah yang mengalami kekeringan ekstrem,” ujar Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG, Edison Kurniawan, saat konferensi pers di Bandara Silangit.
Sorti pertama telah diberangkatkan pukul 11.00 WIB dengan membawa sekitar 800 kilogram NaCl. Sorti kedua dijadwalkan terbang pada siang dan sore hari.
“Satu sorti biasanya menempuh waktu sekitar dua jam penerbangan tergantung pada lokasi awan dan pola angin di atmosfer,” ucapnya.
Tim modifikasi cuaca akan fokus mencari awan potensial untuk dilakukan penyemaian, terutama di titik-titik yang berdekatan dengan lokasi kebakaran hutan dan lahan.
Meski begitu, tantangan di lapangan cukup besar. Misalnya kondisi meteorologis yang tidak mendukung secara optimal agar terbentuknya hujan.
Menurut analisis BMKG, wilayah Sumatera Utara saat ini berada pada puncak musim kemarau, sehingga keberadaan awan potensial pembawa hujan sangat terbatas.
“Meski telah dilakukan penyemaian secara intensif dalam beberapa hari terakhir, hasilnya belum mampu memadamkan seluruh titik api di kawasan yang terbakar,” tuturnya.
Sebut saja wilayah Samosir, Humbang Hasundutan, dan Toba, yang masih mencatatkan peningkatan titik panas. Padahal OMC telah dilakukan selama sepekan terakhir.
Edison memastikan pemantauan awan menggunakan radar cuaca dan citra satelit dilakukan secara berkala setiap jam.
“Kita berharap hujan turun di lokasi yang benar-benar dibutuhkan. Kadang awan bergerak cepat ke luar zona target, sehingga hasilnya tidak maksimal,” ujarnya.
Jika belum maksimal, maka luas skala OMC akan ditingkatkan lagi dalam beberapa hari ke depan. BMKG akan terus mengevaluasi setiap sortie agar memastikan sumber daya yang digunakan benar-benar menghasilkan dampak positif di lapangan. (pangihutan/hm20)
PREVIOUS ARTICLE
Sergai Punya Brigade Pangan, Penghasilan Rp10 Juta per Bulan