Sunday, July 27, 2025
home_banner_first
SUMUT

Operasi Modifikasi Cuaca Digelar di Samosir, Tapi Hujan Belum Juga Turun

journalist-avatar-top
Sabtu, 26 Juli 2025 19.39
operasi_modifikasi_cuaca_digelar_di_samosir_tapi_hujan_belum_juga_turun

Kondisi Pangururan diabadikan dari Pusuk Buhit, Kelurahan Siogung-ogung. (foto: pangihutan/mistar)

news_banner

Samosir, MISTAR.ID

Meski Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) telah dilakukan untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Kabupaten Samosir, hujan belum juga turun. Operasi ini digelar oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama sejumlah instansi, sebagai respons atas meningkatnya risiko karhutla akibat musim kemarau berkepanjangan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samosir, Sarimpol Manihuruk, membenarkan pelaksanaan OMC dimulai, Sabtu (26/7/2025). Ia menjelaskan, penyemaian awan dilakukan menggunakan pesawat TNI Angkatan Udara jenis CASA 212-209 dengan nomor ekor A-2103.

“OMC ini bertujuan untuk meningkatkan potensi hujan di wilayah rawan karhutla, khususnya di kawasan Geopark Kaldera Toba,” kata Sarimpol kepada Mistar.

Wilayah target penyemaian berada dalam radius 10 hingga 50 nautical mile (Nm) dari titik Danau Toba, dengan arah 270° hingga 060°, dan ketinggian antara 8.000–11.000 kaki di atas permukaan laut.

Bahan semai yang digunakan berupa 600 kilogram Natrium Klorida (NaCl) atau garam, yang berfungsi merangsang terbentuknya butiran air hujan dari awan. Meski penyemaian sudah dilakukan, hujan belum kunjung turun di Samosir.

“Pesawat berangkat pukul 11.30 WIB dan kembali pukul 13.00 WIB. Namun hingga sore ini belum terlihat tanda-tanda hujan,” katanya.

OMC ini merupakan bagian dari langkah darurat menghadapi karhutla, terutama setelah BPBD mencatat lima kejadian kebakaran lahan sepanjang Juli 2025, dengan titik terbanyak di Kecamatan Harian dan Sitiotio.

“Operasi ini juga bagian dari respons atas status siaga darurat karhutla yang telah ditetapkan sejak awal Juli lalu,” ucap Sarimpol.

OMC dilakukan sebagai kolaborasi antara BMKG, TNI AU, BNPB, dan pemerintah daerah, guna melindungi kawasan Danau Toba yang masuk dalam warisan geologi dunia, Geopark Kaldera Toba.

“Kaldera Toba adalah kawasan strategis nasional, baik dari sisi ekologi maupun pariwisata. Jika rusak, dampaknya sangat luas,” katanya.

BPBD Samosir juga telah mengerahkan tim reaksi cepat di setiap kecamatan untuk memantau serta merespons potensi titik api.

Sarimpol mengingatkan pentingnya peran serta masyarakat dalam mencegah kebakaran hutan dan lahan. Ia mengimbau warga untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar serta segera melapor jika melihat asap atau api.

“Teknologi seperti OMC memang penting, tapi tidak akan maksimal tanpa dukungan masyarakat. Kesadaran kolektif tetap yang utama,” tuturnya.

OMC direncanakan dilakukan secara berkala selama musim kemarau, tergantung pada laporan cuaca, satelit, dan kondisi awan. (pangihutan/hm24)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN