35 Siswa SMA Unggul DEL Lolos ke Universitas Luar Negeri dengan Beasiswa


Kepala Sekolah SMA Unggul DEL, Arini. (f: nimrot/mistar)
Toba, MISTAR.ID
Sebanyak 35 siswa SMA Unggul DEL di Laguboti, Kabupaten Toba, berhasil lolos ke universitas luar negeri dan mendapatkan beasiswa pada gelombang pertama penerimaan tahun ini. Jumlah tersebut masih berpotensi bertambah pada gelombang kedua.
Kepala SMA Unggul DEL, Arini Desianti Parawi, menjelaskan bahwa program mendorong siswa untuk menembus universitas luar negeri sebenarnya bukan hal baru di sekolah tersebut. Sejak berdiri, SMA DEL telah menanamkan semangat untuk memiliki target tinggi kepada para siswanya.
"Masuk ke sekolah ini memiliki seleksi khusus, harus ada target lulusan," kata Arini, Jumat (16/5/2025).
Ia menambahkan, sebelumnya lulusan SMA DEL banyak diterima di perguruan tinggi papan atas dalam negeri seperti ITB, UGM, UI, dan ITS. Namun, seiring waktu, potensi siswa juga diarahkan untuk bersaing di tingkat global.
"Kita melihat potensi anak didik tidak hanya cocok di universitas dalam negeri. Kalau mereka mau kejar bisa saja tembus universitas luar negeri," ujarnya.
Menariknya, di awal SMA Unggul DEL tidak menggunakan kurikulum internasional. Namun sejak tahun 2022, muncul peluang melalui Program Beasiswa Indonesia Maju yang disediakan pemerintah, terutama setelah pandemi COVID-19. Sehingga pihaknya mendorong para siswa belajar giat mencapai kesempatan.
Ia juga menekankan bahwa SMA Unggul DEL tidak hanya diperuntukkan bagi siswa dari kalangan ekonomi atas. Banyak siswa dari latar belakang ekonomi menengah ke bawah yang berprestasi dan memiliki potensi besar.
“Tapi melalui program beasiswa, kesempatan itu bisa diraih, dan kami ingin semua anak punya peluang yang sama,” jelasnya.
Arini menjelaskan, untuk bisa masuk universitas luar negeri, siswa harus mempersiapkan diri melalui berbagai tes seperti standar E-Test untuk universitas di Amerika, Belanda atau lainnya, dengan tes lain sesuai syarat universitas tujuan.
Sekolah juga menekankan pentingnya pemahaman kualitas universitas dan kesiapan mental siswa, agar mereka tidak asal memilih universitas atau gagal beradaptasi saat sudah diterima.
“Banyak kasus, siswa dapat beasiswa tapi akhirnya gagal karena secara mental belum siap. Kami bekali mereka agar lebih matang dalam memilih dan menjalani,” ujarnya.
Adapun 35 siswa tersebut diterima di universitas yang tersebar di enam negara: Amerika Serikat, Australia, Kanada, Belanda, Belgia, dan Hong Kong. (nimrot/hm17)