Wednesday, August 20, 2025
home_banner_first
SUMUT

Pemkab Dairi Optimis Capai Eliminasi Tuberkulosis 2030

journalist-avatar-top
Rabu, 20 Agustus 2025 11.21
pemkab_dairi_optimis_capai_eliminasi_tuberkulosis_2030

Petugas Dinas Kesehatan besama Forkopimda Dairi di acara HUT ke 80 RI di Stadion Panji Sitinjo, Rabu (20/8/2025). (Foto: Manru/Mistar)

news_banner

Dairi, MISTAR.ID

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dairi optimistis mampu mencapai target eliminasi penyakit tuberkulosis (TB) pada tahun 2030.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi, Dr. dr. Hendri Manik, M.Kes, melalui pesan WhatsApp saat dikonfirmasi Mistar, Rabu (20/8/2025).

“Dengan dukungan penuh semua pihak, Pemkab Dairi optimis mampu mewujudkan target eliminasi TB di tahun 2030. Masyarakat yang lebih sehat, produktif, dan bebas dari TB adalah tujuan kita,” ujarnya.

Hingga Agustus 2025, penemuan kasus TB di Kabupaten Dairi berada di posisi ke-9 se-Sumatera Utara dengan capaian 46 persen. Sementara itu, pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) TB mencapai 58,3 persen dan menempatkan Dairi di posisi ke-17.

“Angka keberhasilan pengobatan TB sudah 93 persen. Dengan capaian ini, Dairi menempati posisi ke-6 tingkat provinsi,” kata Hendri.

Lebih lanjut, Dinas Kesehatan melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr. Lois Oberlin Sihombing terus memperluas layanan kesehatan dengan meningkatkan penemuan kasus aktif serta memastikan setiap pasien mendapat pengobatan sesuai standar nasional.

Lois menjelaskan, tuberkulosis adalah penyakit menular akibat bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia dan latar belakang. Namun, penyakit ini dapat disembuhkan apabila pasien menjalani pengobatan secara disiplin dan teratur.

“Karena itu, Pemkab Dairi mengajak masyarakat mendukung gerakan Temukan, Obati, Sampai Sembuh (TOSS). Segera periksa ke fasilitas kesehatan bila mengalami batuk lebih dari dua minggu, berkeringat di malam hari, atau berat badan menurun,” katanya.

Menurutnya, pasien perlu menjalani pengobatan penuh tanpa terputus agar benar-benar sembuh dan terhindar dari risiko resistensi obat. (manru/hm20)

REPORTER: