Monday, November 3, 2025
home_banner_first
SAINS & TEKNOLOGI

Ilmuwan Prediksi Bumi Tak Layak Huni 600 Juta Tahun Lagi karena Matahari Panas

Mistar.idJumat, 19 September 2025 07.30
JS
ilmuwan_prediksi_bumi_tak_layak_huni_600_juta_tahun_lagi_karena_matahari_panas

Ilustrasi matahari. (foto:shutterstock/mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Matahari memiliki peran sentral sebagai pusat Tata Surya yang dikelilingi oleh planet-planet, termasuk Bumi.

Namun, ilmuwan menyebut Bumi kini sudah memasuki usia paruh baya dengan perkiraan umur sekitar 5 miliar tahun. Dalam 5 miliar tahun ke depan, Matahari diprediksi akan semakin panas dan memberi dampak besar bagi kehidupan di Bumi.

Perubahan suhu Matahari akan memperlambat siklus karbon sehingga tumbuhan tak mampu bertahan hidup. Ilmuwan memperkirakan peristiwa tersebut akan terjadi 600 juta tahun lagi. Jika tumbuhan punah, rantai makanan akan hancur dan Bumi tidak lagi bisa menjadi habitat manusia maupun makhluk hidup lain.

Mikroba yang mampu beradaptasi pun diperkirakan akan mengalami penderitaan. Dalam 1 miliar tahun ke depan, suhu Matahari diprediksi meningkat 10 persen dari kondisi saat ini. Dampaknya, efek rumah kaca tak terkendali, lautan menguap, dan kekeringan melanda Bumi. Planet ini pada akhirnya akan menyerupai Venus yang begitu panas hingga mampu melelehkan seluruh benda di permukaannya.

“Bumi dan Mars diperkirakan akan terseret masuk ke Matahari, sementara planet-planet lain terdorong menjauh ke luar Tata Surya,” tulis laporan IFL Science, Kamis (18/9/2025).

Fenomena ini akan berlanjut hingga Matahari kehilangan seluruh lapisan intinya dan berubah menjadi bintang kerdil putih (white dwarf). Setelah kehilangan sebagian besar massanya, white dwarf tak lagi mampu mempertahankan planet-planet di sekitarnya.

Simulasi menunjukkan bahwa Jupiter kemungkinan akan menjadi planet terakhir yang bertahan. Namun, dalam 100 miliar tahun mendatang, planet raksasa gas itu juga akan terdorong keluar dari Tata Surya dan melebur dengan bintang lain.

Ilmuwan menegaskan bahwa prediksi ini masih dapat berubah sesuai perkembangan teknologi dan penelitian antariksa. Meski begitu, studi semacam ini memberi gambaran tentang bagaimana kelak kehidupan di Bumi dan Tata Surya akan berakhir. (**/hm16)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN