Tuesday, November 4, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Sudan Desak Dunia Nyatakan RSF sebagai Organisasi Teroris usai Tragedi Darfur Utara

Mistar.idSenin, 3 November 2025 20.22
journalist-avatar-top
sudan_desak_dunia_nyatakan_rsf_sebagai_organisasi_teroris_usai_tragedi_darfur_utara

Sudan Desak Dunia Nyatakan RSF sebagai Organisasi Teroris usai Tragedi Darfur Utara

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Duta Besar Sudan untuk Mesir, Imadeldin Mustafa Adawi, mengecam keras kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF) atas dugaan kejahatan perang di wilayah Darfur Utara. Ia menyebut tindakan RSF sebagai “pembantaian yang setara dengan genosida” dan menyerukan komunitas internasional agar segera bertindak.

Dalam pernyataannya di Kairo, Senin (3/11/2025), Adawi menegaskan bahwa RSF telah melakukan kekejaman terhadap warga sipil, terutama setelah kelompok itu berhasil menguasai benteng terakhir pasukan pemerintah Sudan di Darfur Utara pada akhir Oktober lalu.

“Pemerintah Sudan meminta dunia untuk tidak hanya mengeluarkan pernyataan kecaman, tetapi mengambil langkah nyata. RSF harus diperlakukan sebagai organisasi teroris,” ujar Adawi, dikutip dari keterangan resminya.

Tuduhan terhadap Uni Emirat Arab

Selain mengecam RSF, Adawi juga menuding Uni Emirat Arab (UEA) terlibat dalam mendukung kelompok tersebut. Menurutnya, bantuan logistik dan pasokan senjata dari luar negeri memperpanjang penderitaan rakyat Sudan.

Namun, pihak UEA membantah tuduhan tersebut, menegaskan bahwa mereka tidak terlibat dalam penyediaan senjata ataupun dukungan militer kepada RSF.

Kekerasan Meningkat di Darfur Utara

Sejak kota Al-Fashir jatuh ke tangan RSF pada 26 Oktober 2025, laporan dari berbagai sumber menyebut ribuan orang tewas akibat bentrokan dan aksi kekerasan terhadap warga sipil. Pemerintah Sudan memperkirakan sedikitnya 2.000 orang meninggal dunia, namun saksi mata memperkirakan angka sebenarnya bisa jauh lebih tinggi.

Penyintas menggambarkan kondisi mengerikan di lapangan — mulai dari eksekusi massal, penjarahan, hingga kekerasan seksual. Sebagian besar warga terpaksa meninggalkan rumah mereka untuk mencari perlindungan di wilayah yang masih dikuasai pemerintah.

Seorang pengungsi bernama Adam Yahya menuturkan kisahnya, “Kami bersembunyi di tanggul pasir. RSF menembaki siapa pun yang mereka lihat — pria, wanita, bahkan anak-anak.”

Seruan untuk Dunia Internasional

Duta Besar Adawi mendesak PBB, Uni Afrika, dan negara-negara besar agar mengambil tindakan konkret guna menghentikan kekerasan di Sudan. Ia menilai bahwa pernyataan kecaman tanpa tindakan tidak cukup untuk menyelamatkan warga sipil di Darfur.

“Sudan tidak membutuhkan simpati, tetapi aksi nyata dari dunia internasional,” tegasnya.

Krisis Kemanusiaan Terburuk di Afrika

Pertempuran antara militer Sudan dan RSF telah menyebabkan lebih dari 12 juta orang mengungsi dan jutaan lainnya terancam kelaparan. Organisasi kemanusiaan menyebut situasi ini sebagai salah satu krisis kemanusiaan terbesar di dunia saat ini.

Meski sejumlah negara mencoba menengahi perdamaian, upaya gencatan senjata kerap gagal karena kedua pihak terus saling serang di berbagai wilayah. (hm17)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN