Baby Yingliang: Fosil Embrio Dinosaurus Paling Lengkap Bukti Evolusi Burung

Fosil telur dinosaurus. (foto:lidaxingetal2021 via smithsonianmag/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Fosil telur dinosaurus berusia 70 juta tahun dari Cina Selatan mengungkap salah satu embrio dinosaurus paling lengkap yang pernah ditemukan.
Dijuluki “Baby Yingliang”, embrio ini menjadi temuan luar biasa karena memperlihatkan posisi meringkuk seperti anak burung modern menjelang menetas.
Fosil tersebut ditemukan di wilayah Ganzhou, Provinsi Jiangxi, yang memang dikenal kaya akan penemuan dinosaurus. Telur berukuran 16,7 cm x 7,6 cm itu menyimpan rangka embrio sepanjang 23,5 cm. Saat ini, fosil berharga ini disimpan di Yingliang Stone Natural History Museum (YSNM) untuk penelitian lanjutan.
Siapa Baby Yingliang?
Baby Yingliang adalah anggota Oviraptorosauria, kelompok dinosaurus theropoda berbulu yang memiliki paruh dan terkadang jambul. Kelompok ini berkerabat dekat dengan burung modern dan hidup di Asia pada Zaman Kapur Akhir.
Yang membuat fosil ini luar biasa adalah tulang embrio masih utuh dan tersusun alami, sesuatu yang sangat jarang ditemukan karena tulang embrio biasanya rapuh dan mudah hancur.
Penelitian menunjukkan embrio ini berada dalam posisi tucking kepala di bawah tubuh, kaki di samping, dan punggung melengkung mengikuti ujung telur. Posisi ini sama seperti anak burung modern menjelang menetas, berfungsi membantu memecahkan cangkang dari dalam, dikendalikan sistem saraf pusat (CNS), dan menjadi kunci keberhasilan menetas
“Dinosaurus kecil ini terlihat persis seperti anak burung yang meringkuk dalam telurnya,” kata Steve Brusatte, ahli paleontologi dari University of Edinburgh, seperti dilansir, Selasa (23/9/2025).
Evolusi Perilaku: Dari Dinosaurus ke Burung
Temuan Baby Yingliang memperkuat teori bahwa perilaku burung modern diwarisi dari dinosaurus. Tidak hanya bulu dan bentuk tubuh, tetapi juga perilaku embrio sebelum menetas.
Baby Yingliang menjadi bukti kuat bahwa evolusi bukanlah perubahan mendadak, melainkan serangkaian tahapan bertahap yang dapat dilacak hingga ke dalam telur dinosaurus.
Menariknya, telur ini awalnya hanya disimpan di rak museum hingga akhirnya seseorang melihat tulang melalui retakan. Penemuan itu memicu serangkaian studi mendalam yang kemudian diterbitkan dalam jurnal iScience.
Para peneliti akan melanjutkan penelitian dengan membandingkan embrio dinosaurus dari spesies lain, menghubungkan bentuk telur, sarang, dan perilaku pra-menetas, serta menggunakan berbagai metode pemindaian untuk mengungkap detail yang masih tersembunyi.
Baby Yingliang memberi “checkpoint evolusi” penting dalam memahami asal-usul burung. Fosil ini membuka jendela ke masa lalu, memperlihatkan bagaimana pertumbuhan, perilaku, dan evolusi saling terhubung dalam sejarah kehidupan di Bumi. (**/hm16)
PREVIOUS ARTICLE
Bongkar iPhone Air: Tipis, Kokoh, dan Lebih Mudah Diperbaiki