Monday, November 10, 2025
home_banner_first
EDUKASI

FISIP USU Siapkan Mahasiswa Jadi Pemimpin Digital Melalui Pembelajaran Inklusif

Mistar.idSenin, 10 November 2025 18.09
journalist-avatar-top
SH
fisip_usu_siapkan_mahasiswa_jadi_pemimpin_digital_melalui_pembelajaran_inklusif

Dekan FISIP USU, Hatta Ridho. (foto: susan/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU) mempersiapkan mahasiswanya untuk menjadi publik digital yang cerdas dan berkarakter melalui pembelajaran inklusif berbasis proyek.

Dekan FISIP USU, Hatta Ridho, menyebut mahasiswa saat ini harus memiliki jiwa kepemimpinan sekaligus kemampuan analisis untuk memecahkan masalah sosial di sekitarnya.

“Mahasiswa harus memiliki jiwa kepemimpinan, dengan melatih diri di organisasi-organisasi yang ada sehingga mampu berempati kepada lingkungan di sekitarnya,” ujarnya di USU, Senin (10/11/2025).

Ia menjelaskan model pembelajaran di FISIP kini menempatkan mahasiswa sebagai pusat kegiatan belajar. Melalui pendekatan team-based project atau project-based learning, mahasiswa diajak untuk aktif menciptakan solusi terhadap berbagai persoalan sosial.

“Mahasiswa lebih dominan ketimbang dosen, beda dengan di masa lalu. Dengan pendekatan ini, mereka bisa mengembangkan daya analisis terhadap masalah yang terjadi dan menciptakan solusi bagi masyarakat di sekitarnya,” tutur Hatta.

Namun, di balik perubahan sistem belajar tersebut, Hatta menilai masih ada tantangan besar yang harus dihadapi, yakni pengaruh budaya populer (pop culture) terhadap karakter mahasiswa.

“Tantangannya adalah intervensi dari pop culture. Yang kadang mahasiswa sekarang harus lebih soft-spoken, lemah lembut dalam bertutur kata, sopan santun, dan sebagainya. Kalau dari adab bertindak, saya kira mahasiswa sudah bijak. Tidak ada lagi tapak sepatu di dinding, seperti zaman-zaman dulu,” katanya.

Ia menilai mahasiswa masa kini sebenarnya sudah lebih cerdas dan beradab dibandingkan generasi sebelumnya, namun perlu memiliki tameng dari pengaruh budaya luar yang tidak sejalan dengan kearifan lokal Indonesia.

Hatta juga mengatakan bahwa setiap manusia pada dasarnya adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawaban, sehingga kampus perlu menjadi wadah pembelajaran kepemimpinan yang berkarakter.

“Kampus hanya menyediakan fasilitas, sarana untuk belajar kepemimpinan. Tapi aplikasinya harus dalam diri mahasiswa itu sendiri. Sehingga tidak hanya mengandalkan kecerdasan, tapi juga attitude untuk bisa memahami kompleksitas permasalahan di luar yang semakin hari makin tidak menentu,” ujarnya.

Ke depannya, Hatta berharap mahasiswa FISIP USU mampu menjaga solidaritas dan tidak terjebak dalam sikap individualis.

“Mahasiswa itu masih menjadi trust bagi masyarakat. Kemurnian mahasiswa itu modal berharga. Siapa yang bisa mendapatkan trust lebih banyak, dialah yang akan menduduki kursi kepemimpinan di masa yang akan datang,” ucapnya.

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN