Friday, August 15, 2025
home_banner_first
SAHABAT PENDIDIKAN

Meriahkan HUT ke-80 RI, Siswa SLB C Santa Lusia Tunjukkan Semangat Tanpa Batas

journalist-avatar-top
Jumat, 15 Agustus 2025 15.37
meriahkan_hut_ke80_ri_siswa_slb_c_santa_lusia_tunjukkan_semangat_tanpa_batas

Para siswa SLB C Santa Lusia sedang pawai drum band dan mengenakan pakaian adat. (foto:dokumentasislbcsantalusia/hm27)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Suasana meriah mewarnai halaman SLB C Santa Lusia di Jalan Sindoro, Kecamatan Medan Kota, pada Jumat (15/8/2025). Sejak pagi, puluhan siswa berkebutuhan khusus berkumpul untuk mengikuti berbagai kegiatan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia.

Rangkaian kegiatan dimulai dengan pawai drum band, parade kostum adat, serta berbagai perlombaan unik yang dirancang khusus bagi anak-anak tunagrahita.

Ajang Menunjukkan Potensi Anak Berkebutuhan Khusus

Kepala Sekolah SLB C Santa Lusia, Suster Sophia Bancin, menjelaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar perayaan, melainkan ruang ekspresi bagi para siswa untuk menunjukkan kemampuan mereka kepada masyarakat.

“Walaupun memiliki keterbatasan, mereka tetap anak bangsa yang bisa berpartisipasi memeriahkan kemerdekaan. Hari ini mereka membuktikan, 'Aku bisa',” ujarnya kepada Mistar.

Lomba Unik dan Antusiasme Tinggi

Perayaan dimulai sejak Rabu (13/8/2025) dengan berbagai perlombaan kreatif, seperti:

- Sepak bola ala ABK (Anak Berkebutuhan Khusus)

- Mengirim bola dengan sarung

- Memindahkan air menggunakan busa

- Meniup gelas plastik

- Guru-guru pun turut ambil bagian, meramaikan suasana lewat lomba membawa balon sambil menari.

Puncak acara ditandai dengan pawai drum band, hasil latihan intensif para siswa. Suster Sophia mengatakan bahwa latihan ini berdampak besar pada kepercayaan diri anak-anak.

“Memang capek, tapi semua terbayar. Mereka puas, dan hari ini terlihat mereka sangat bahagia,” ucapnya.

Kostum Adat Bangkitkan Semangat

Penggunaan kostum daerah juga menjadi daya tarik tersendiri. Selain memperindah penampilan, kostum membantu membangkitkan semangat siswa untuk tampil percaya diri.

Acara pawai diikuti oleh 75 siswa, para guru, suster, staf sekolah, serta dukungan dari orang tua, kepolisian, dan Babinsa setempat. Dukungan orang tua menjadi kunci keberhasilan kegiatan ini.

“Begitu kami informasikan ada lomba dan pawai, mereka langsung antusias dan ikut mempersiapkan anak-anak,” tutur Suster Sophia.

Tantangan dan Strategi Menghadapi Mood Anak

Meski secara umum acara berlangsung lancar, guru tetap dihadapkan pada tantangan, terutama perubahan suasana hati siswa yang tidak menentu. Namun, para guru sigap menghadapi hal tersebut dengan pendekatan personal.

“Kalau ada yang mogok latihan, kita bujuk pelan-pelan. Kadang cukup melihat temannya tampil, dia langsung semangat kembali,” katanya.

Membangun Persatuan di Sekolah yang Beragam

SLB C Santa Lusia dikenal sebagai sekolah inklusif yang menjunjung tinggi kebhinekaan, baik dari sisi agama, budaya, maupun latar belakang sosial. Hal ini menurut Suster Sophia menjadi kekuatan dalam mendidik siswa untuk mandiri dan percaya diri.

“Kerja sama dengan orang tua penting untuk menggali potensi anak. Sekolah adalah rumah kedua untuk membentuk karakter mereka,” ucapnya.

Cinta Indonesia, 100% Katolik, 100% NKRI

Bagi para suster, perayaan ini juga menjadi bagian dari pengabdian untuk menciptakan generasi yang cinta budaya dan tanah air. Suster Angel menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar selebrasi, tapi juga bentuk edukasi cinta Tanah Air.

“Ini bagian dari tugas panggilan kami mendidik anak-anak. Harapannya mereka tumbuh mencintai Indonesia dan budayanya. Seratus persen Katolik, seratus persen NKRI,” ujarnya. (susan/hm27)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN