Medan, MISTAR.ID

Penerapan kebijakan sekolah lima hari untuk jenjang SMA/SMK sederajat di Sumatera Utara kini memasuki minggu ketiga. Meski awalnya mengejutkan banyak siswa karena harus berada di sekolah hingga pukul 16.00 WIB, ritme baru ini perlahan mulai diikuti, termasuk oleh Hendi Suwanto, guru Seni Budaya di SMA Negeri 2 Medan.

Alumni Seni Musik Universitas Negeri Medan (Unimed) itu mengaku tidak terkejut saat kebijakan ini diberlakukan, karena sebelumnya sudah memiliki pengalaman serupa.

“Dulu saya pernah tiga tahun mengajar di sekolah swasta Muhammadiyah, pulang jam empat juga. Jadi waktu kebijakan ini berlaku di sekolah negeri, saya nggak terkejut lagi. Paling letihnya saja,” ujar Hendi, Senin (28/7/2025).

Menurut Hendi, proses pembelajaran berjalan lancar tanpa kendala berarti pada materi maupun keterlibatan siswa. Tantangan utama terletak pada penyesuaian waktu, terutama dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler.

Sebelumnya, ekskul berlangsung setiap hari pada pukul 14.30 WIB setelah jam sekolah. Kini, seluruh kegiatan ekstrakurikuler dipusatkan pada hari Jumat mulai pukul 14.00–16.00 WIB. Namun, untuk persiapan kegiatan khusus seperti Paskibra, sekolah tetap memberi ruang latihan tambahan di luar jam ekskul.

Hendi mengakui, pada awal penerapan, siswa sering terlihat kelelahan, khususnya saat jam terakhir berisi pelajaran eksak. Namun, kini sebagian besar mulai beradaptasi dengan jadwal baru tersebut.

Meski waktu belajar lebih panjang, Hendi melihat sisi positifnya. Salah satunya adalah peningkatan waktu kebersamaan antara siswa dengan keluarga di akhir pekan.

“Memang waktu bersama keluarga jadi lebih banyak di hari Sabtu dan Minggu,” ujarnya.

Sekolah juga meminta siswa melaporkan aktivitas akhir pekan mereka melalui dokumentasi kegiatan masing-masing. “Tapi belum rutin sekali, karena ini programnya masih baru,” tambahnya. (Susan/hm17)