Friday, June 13, 2025
home_banner_first
SIANTAR SIMALUNGUN

Sekolah 5 Hari di Sumut, Siswa Keluhkan Tambahan Jam Belajar

journalist-avatar-top
Kamis, 12 Juni 2025 20.03
sekolah_5_hari_di_sumut_siswa_keluhkan_tambahan_jam_belajar

Cerita murid SMA Negeri di Pematangsiantar soal rencana sekolah lima hari. (f:abdi/mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Rencana Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) menerapkan sistem sekolah lima hari dalam sepekan bagi siswa SMA/SMK mulai tahun ajaran 2025/2026 mendapat tanggapan beragam dari kalangan pelajar di Kota Pematangsiantar.

Gubernur Sumut Bobby Nasution menyatakan bahwa kebijakan ini bertujuan menekan potensi keterlibatan siswa dalam aktivitas negatif, seperti tawuran, dengan mengalihkan fokus mereka pada kegiatan akademik dan keluarga.

Namun, bagi siswa, dampaknya tidak sesederhana itu.

“Keunggulannya, akhir pekan jadi lebih panjang, bisa istirahat dan kumpul sama orang tua. Kemudian, kesempatan belajar di rumah lebih banyak,” ujar seorang siswi SMA Negeri, Kamis (12/6/2025).

Meski demikian, ia mengakui bahwa perubahan itu menimbulkan konsekuensi, yakni penambahan jam pelajaran pada hari aktif sekolah.

“Kalau belajarnya sampai sore, otak bisa capek, konsentrasi juga bisa pecah,” ujarnya.

Hal serupa disampaikan oleh Gabriel Sihaloho, Ketua Majelis Perwakilan Kelas (MPK) SMA Negeri 4 Pematangsiantar. Menurutnya, penambahan jam sekolah harus disesuaikan dengan jadwal bimbingan belajar (bimbel) di luar sekolah yang telah diikuti siswa.

“Kalau jam sekolah tambah panjang, ya harus pintar atur jadwal supaya enggak bentrok sama bimbel,” katanya.

Sementara itu, Ketua OSIS SMA yang sama, Ardan Nasution, melihat tantangan bagi siswa yang berasal dari luar kota, khususnya dari Kabupaten Simalungun. Mereka yang harus menempuh perjalanan jauh setiap hari dipastikan akan merasakan beban lebih berat.

“Capek, ya pasti. Ada nilai plus minus rencana sekolah lima hari ini. Jumlah waktu belajar akademis di kelas lebih ekstra dalam sehari. Sementara 6 hari sekolah ditekankan pada pengembangan ekstrakurikuler dan pengembangan bakat sehingga lebih rileks," ucapnya.

Pihak sekolah pun merespons kebijakan ini secara hati-hati. Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, Ferdiansyah Sinambela, menyatakan bahwa sekolah siap menyesuaikan, namun tetap menunggu petunjuk teknis (juknis) resmi dari Pemprov Sumut.

"Tadi Bapak Kepala Sekolah dan jajaran rapat zoom meeting dengan Pemprov Sumut dan Cabdisdik. Pihak sekolah akan melakukan sosialisasi terlebih dahulu pada anak-anak didik, orang tua, stakeholder termasuk Komite Sekolah. Hal ini dilakukan untuk memastikan semua pihak memahami pelaksanaan program lima hari sekolah," katanya. (jonatan/hm17)

REPORTER: