Siswa SMA di Medan Ungkap Plus Minus Sekolah 5 Hari: Antara Kelelahan dan Libur Panjang

Siswa di SMAN 2 Medan latihan Paskibra (foto:susan/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Kebijakan sekolah lima hari yang diterapkan di SMA/SMK sederajat di Sumatera Utara (Sumut) memasuki minggu ketiga. Penerapan sistem ini menuai beragam tanggapan dari siswa, termasuk di SMA Negeri 2 Medan.
Sebagian siswa mengaku mulai terbiasa, namun jadwal pulang hingga sore membuat sebagian lainnya merasa kelelahan.
Altaf Afif, siswa kelas XII Aktiva SMAN 2 Medan, menyebut belajar hingga pukul 16.00 WIB cukup berat. “Sudahlah panas, ngantuk, sudah gitu lapar juga. Terus, kan gak nambah duit jajan juga, sama aja jadinya,” ungkapnya, Selasa (29/7/2025).
“Belajarnya malah susah, jadi malah nggak fokus, susah mengerti kalau pulang jam segitu. Tapi sekarang sudah mulai ada perubahan sedikit sih, karena sudah lebih terbiasa,” tambahnya.
Meski begitu, Altaf tetap aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler Paskibra dan bimbingan belajar persiapan Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Hari Sabtu dimanfaatkannya untuk berolahraga dan kegiatan positif lainnya.
Ada yang Menilai Lebih Menguntungkan
Sementara itu, Khayla Jingga Ramadhani, siswi kelas XII Pluto, merasa sistem lima hari sekolah justru menguntungkan. “Cuma beda dua jam saja kan dari biasa. Lagian Sabtunya libur, jadi lebih worth it liburnya,” katanya.
Menurut Khayla, kebijakan ini juga membantu menghemat pengeluaran. “Saya bawa bekal dari rumah, jadi uang jajan bisa disimpan,” ujarnya.
Hari Sabtu digunakannya untuk membantu orang tua dan menyiapkan tugas sekolah. “Saya pure di rumah saja sama keluarga. Bantuin mama, dan nyiapin tugas kalau ada yang perlu dikumpulkan di minggu depannya,” ungkapnya.
Khayla berharap kebijakan lima hari sekolah bisa berjalan efektif dan meningkatkan kualitas belajar siswa. “Saya juga harap, kompetensi siswa-siswinya juga ikutan naik karena waktu belajarnya lebih lama tapi liburnya juga agak panjang,” ujarnya. (Susan/hm17)