UEFA Siapkan Revolusi Baru! Format Kualifikasi Piala Dunia dan Euro Bakal Mirip Liga Champions


Presiden UEFA, Aleksander Ceferin (Foto: Antara)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Format kualifikasi Piala Dunia dan Euro berpotensi berubah total. Menurut laporan The Times, UEFA tengah meninjau kemungkinan penerapan sistem bergaya Liga Champions (model Swiss) demi meningkatkan daya tarik dan minat penonton yang terus menurun.
UEFA Ingin Kualifikasi Lebih Seru dan Kompetitif
UEFA disebut ingin menciptakan format baru yang lebih menarik, di mana negara besar lebih sering bertemu, tanpa menghapus peluang tim kecil untuk menghadapi lawan elite.
Model yang sedang dipertimbangkan terinspirasi dari format baru Liga Champions yang mulai digunakan musim lalu, di mana tiap tim menghadapi delapan lawan berbeda dan tidak ada laga yang benar-benar mudah.
Sistem itu dinilai berhasil meningkatkan ketegangan dan jumlah penonton karena setiap pertandingan memiliki bobot penting. UEFA percaya pendekatan serupa bisa diterapkan di level internasional untuk menciptakan lebih banyak duel bergengsi antar negara top Eropa.
Pertemuan Rahasia di Malaga
Para sekretaris jenderal dari 55 federasi sepak bola Eropa dikabarkan telah berkumpul di Malaga, Spanyol, guna membahas usulan format baru ini.
Salah satu wacana utama adalah mengintegrasikan UEFA Nations League secara lebih signifikan ke dalam proses kualifikasi Piala Dunia dan Euro, seperti yang sudah diterapkan di sepak bola wanita sejak 2023.
Saat ini, sistem kualifikasi zona Eropa menggunakan format grup kecil berisi empat atau lima tim yang saling berhadapan dua kali. Format ini efisien, tapi dinilai membosankan karena terlalu sering mempertemukan tim besar dengan tim lemah yang hasilnya mudah ditebak.
Meniru Keberhasilan Nations League
Dalam beberapa tahun terakhir, UEFA Nations League justru berhasil meningkatkan jumlah penonton dan nilai siaran. Oleh karena itu, sebagian pejabat UEFA menganggap turnamen tersebut bisa menjadi fondasi sistem kualifikasi baru.
Namun, jika Nations League dijadikan jalur utama, negara-negara kecil berisiko kehilangan pemasukan besar dari laga menghadapi tim raksasa seperti Inggris, Prancis, atau Jerman. Karena itu, model Swiss ala Liga Champions dianggap bisa menjadi solusi tengah.
UEFA Akui Tantangannya Rumit
Seorang sumber UEFA yang dikutip The Times mengatakan tantangan utamanya adalah menemukan formula yang seimbang antara nilai kompetisi dan peluang yang adil:
“Pendapatan siaran dan minat fans terhadap kualifikasi internasional terus menurun, tapi meningkat di Nations League. Kami perlu format yang menegangkan, kompetitif, dan tetap memberi tekanan pada tim besar tanpa menutup jalan bagi tim kecil.”
Namun, sumber lain mengingatkan bahwa sepak bola internasional tidak bisa disamakan dengan sepak bola klub. Format Swiss yang sukses di Liga Champions belum tentu otomatis berhasil di level tim nasional.
Contoh Format yang Dipertimbangkan
Jika sistem baru diterapkan, skenarionya bisa seperti ini:
12 tim teratas lolos otomatis ke turnamen utama,
8 tim berikutnya bertarung di play-off memperebutkan 4 tiket tersisa.
Dengan cara ini, tim besar seperti Inggris, Prancis, dan Spanyol bisa menghadapi lawan selevel lebih sering, sementara tim menengah masih punya peluang untuk lolos melalui jalur tambahan.
Kesimpulan: Menyelamatkan Daya Tarik Tim Nasional
Minat terhadap jeda internasional selama musim klub menurun dalam beberapa tahun terakhir. UEFA berharap perubahan besar ini bisa menyelamatkan daya tarik sepak bola antarnegara, menciptakan laga-laga seru yang tak kalah dari kompetisi klub.
Jika disetujui, format baru ini akan menjadi revolusi besar bagi sepak bola Eropa — mungkin yang paling signifikan sejak Nations League diperkenalkan pada 2018.(hm17)
PREVIOUS ARTICLE
FIFA Ancam Larang Pertandingan Liga di Luar Negeri Gara-Gara Barcelona dan AC Milan!