Pematangsiantar, MISTAR.ID

Rencana Barcelona dan AC Milan untuk menggelar pertandingan liga domestik di luar negeri memicu reaksi keras dari FIFA. Otoritas tertinggi sepak bola dunia itu kini sedang menyiapkan regulasi baru yang berpotensi melarang sepenuhnya pertandingan liga dimainkan di luar negeri.

Awal Kontroversi: Barcelona dan AC Milan Buka Jalan

UEFA sebelumnya memberikan izin khusus bagi dua pertandingan besar untuk digelar di luar Eropa, yaitu Villarreal vs Barcelona di Miami, AS, dan AC Milan vs Como di Perth, Australia.

Namun keputusan tersebut langsung memicu perdebatan di internal FIFA. Federasi itu menganggap regulasi lama tahun 2014 terlalu longgar dan tidak memberi wewenang untuk menolak pertandingan semacam ini jika semua pihak menyetujuinya.

Langkah Barcelona dan Milan disebut membuka “celah hukum” yang bisa dimanfaatkan klub lain untuk mencari keuntungan komersial lewat pertandingan internasional.

FIFA Geram, UEFA Menyesal

Sumber internal menyebut FIFA kini tengah menyusun ulang aturan yang akan diberlakukan awal tahun depan. Upaya ini dilakukan setelah UEFA mengaku menyesal telah memberi izin dua pertandingan tersebut.

Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, menegaskan bahwa keputusan itu bersifat luar biasa dan tidak boleh menjadi preseden:

“Pertandingan liga seharusnya dimainkan di kandang sendiri. Hal lain akan menghilangkan hak penggemar setia dan merusak integritas kompetisi,” ujar Ceferin.

Masalah Hukum dan Komersial di AS dan Australia

Persetujuan akhir untuk laga Villarreal vs Barcelona kini berada di tangan Federasi Sepak Bola AS (US Soccer) dan Football Australia, bersama konfederasi Concacaf dan AFC.

Namun US Soccer disebut masih ragu karena pertandingan semacam ini bisa mengganggu ekosistem Major League Soccer (MLS) dan menimbulkan masalah hukum. Sebelumnya, Relevent Sports bahkan menggugat FIFA dan US Soccer karena menolak laga Barcelona vs Girona di Miami pada 2018.

Daya Tarik Pasar Global

Meskipun kontroversial, pertandingan liga di luar negeri menjadi daya tarik besar secara finansial. Klub-klub Eropa terus mencari cara menjangkau penggemar internasional dan memperbesar pendapatan hak siar.

Sebagai contoh, Premier League Inggris kini meraup lebih dari £5,3 miliar dari hak siar global untuk periode 2022–2025 — lebih besar dari total gabungan La Liga, Serie A, Bundesliga, dan Ligue 1.

CEO Premier League, Richard Masters, optimistis sepak bola Inggris akan terus mendominasi pasar dunia:

“Sepak bola terus berevolusi. Sepuluh tahun ke depan, Premier League akan tetap menjadi pusat perhatian global,” ujarnya.(hm17)