Tarif Impor ke AS Ditekan Jadi 19%, Indonesia Borong Pesawat dan Energi AS

Presiden RI Prabowo dan Trump sepakati tarif impor 19 persen (Foto: Istimewa/Mistar)
Jakarta, MISTAR.ID
Indonesia dan Amerika Serikat resmi menandatangani kesepakatan perdagangan bilateral terbaru dalam skema Dispute Settlement Mechanism (DSM) yang menetapkan tarif impor baru sebesar 19 persen. Kebijakan ini diumumkan setelah negosiasi panjang antara kedua negara sejak awal 2025, dan menjadi langkah strategis dalam memperkuat hubungan dagang di tengah ketegangan global.
Tarif Baru Gantikan Ancaman Tarif 32 Persen
Tarif impor produk Indonesia ke pasar AS sebelumnya terancam dinaikkan hingga 32 persen akibat ketegangan dagang dan isu transshipment. Namun, dengan ditandatanganinya DSM baru ini, tarif resmi dipangkas menjadi 19 persen, memberikan napas lega bagi pelaku ekspor nasional.
Menteri Perdagangan RI menyatakan, “Penurunan tarif ini hasil dari diplomasi ekonomi yang intensif dan membuktikan posisi Indonesia sebagai mitra strategis AS di kawasan Asia Tenggara.”
Imbal Dagang: Indonesia Beli 50 Pesawat Boeing
Sebagai bagian dari kesepakatan, Indonesia juga berkomitmen untuk:
Membeli 50 unit pesawat Boeing senilai miliaran dolar AS,
Mengimpor produk pertanian AS senilai US$ 4,5 miliar, dan
Meningkatkan impor energi AS hingga US$ 15 miliar dalam lima tahun ke depan.
Langkah ini diharapkan memperkuat hubungan bilateral dan memberikan dampak positif terhadap neraca perdagangan kedua negara.
Dampak Ekonomi Nasional
Ekspor nasional diperkirakan akan tetap kompetitif di pasar Amerika.
Nilai tukar rupiah menguat ke level Rp16.215 per dolar AS dalam sebulan terakhir.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kenaikan tipis 0,7% usai pengumuman kesepakatan.
Ekonom menilai, tarif 19% ini cukup kompetitif dan bisa menjaga stabilitas ekspor, terutama di sektor manufaktur, tekstil, dan produk furnitur yang selama ini mengandalkan pasar AS.
Respon Terhadap Ketegangan Global
Kesepakatan ini juga dianggap sebagai penyeimbang dari kebijakan tarif resiprokal yang dicanangkan oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump kepada sejumlah negara mitra dagangnya.
“Indonesia mampu menunjukkan diplomasi ekonomi yang kuat tanpa harus menyerah pada tekanan geopolitik,” ujar seorang analis perdagangan internasional. (hm17)
BERITA TERPOPULER

Kapolres Dairi Diminta Segera Tangkap Terduga Pelaku Cabul terhadap Kakak Beradik Anak di Bawah Umur








