Thursday, July 17, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Serangan Udara Dahsyat Guncang Kementerian Pertahanan Suriah di Damaskus

journalist-avatar-top
Rabu, 16 Juli 2025 21.48
serangan_udara_dahsyat_guncang_kementerian_pertahanan_suriah_di_damaskus

Asap naik dari sebuah bangunan setelah serangan di kementerian pertahanan Suriah di Damaskus, Suriah, 16 Juli 2025. (foto:reuters/Khalil Ashawi/mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Sebuah serangan udara besar-besaran mengguncang ibu kota Suriah, Damaskus, pada Rabu (16/7/2025), dengan sasaran utama Kementerian Pertahanan. Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya kekerasan di wilayah selatan Suriah yang melibatkan komunitas minoritas Druze.

Israel diduga berada di balik serangan tersebut, menyusul tudingan bahwa pasukan pemerintah Suriah melakukan serangan brutal terhadap komunitas Druze di kota Sweida. Militer Israel memang belum mengeluarkan pernyataan resmi, namun sebelumnya Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengatakan bahwa "pukulan menyakitkan akan segera datang."

Wartawan Reuters yang berada di lokasi melaporkan adanya suara pesawat tempur terbang rendah di atas kota, diikuti oleh serangkaian ledakan besar yang mengguncang kawasan pusat Damaskus. Asap tebal terlihat membumbung dari area kompleks Kementerian Pertahanan.

Militer Israel kemudian mengonfirmasi bahwa mereka telah menyerang gerbang utama kompleks militer Suriah di Damaskus, serta sejumlah target lainnya di wilayah selatan Suriah, termasuk kendaraan lapis baja dan truk bersenjata yang diduga menuju ke Sweida.

Korban dan Suasana di Sweida

Kekerasan yang terjadi selama sepekan terakhir di Sweida telah menelan korban jiwa dalam jumlah besar. Menurut laporan Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sedikitnya 169 orang tewas, sementara sumber keamanan menyebut angka korban mencapai 300 orang. Namun, hingga kini angka tersebut belum dapat diverifikasi secara independen.

Seorang warga Sweida yang dihubungi melalui sambungan telepon menggambarkan kondisi yang sangat mencekam. “Kami dikelilingi. Kami mendengar para pejuang berteriak... Kami sangat takut,” ujarnya. Suara tembakan terdengar di latar belakang. “Kami berusaha menenangkan anak-anak agar mereka tidak bersuara,” ujarnya menambahkan.

Ketegangan Politik dan Agama

Ketegangan ini memperlihatkan tantangan besar yang dihadapi Presiden Sementara Suriah, Ahmed al-Sharaa, yang sedang berupaya menyatukan kembali negara tersebut. Meskipun hubungan antara Suriah dan Amerika Serikat mulai membaik, konflik sektarian dan penolakan terhadap pemerintahan Islam masih menjadi hambatan besar di lapangan.

Pasukan pemerintah Suriah dikirim ke Sweida awal pekan ini untuk meredam bentrokan antara milisi Druze dan kelompok bersenjata dari komunitas Badui. Namun ironisnya, mereka justru terlibat bentrokan langsung dengan kelompok Druze sendiri.

Komunitas Druze, yang merupakan cabang dari Islam dan tersebar di Suriah, Lebanon, dan Israel, kini menjadi fokus perhatian. Seorang tokoh spiritual Druze menuding pasukan pemerintah Suriah melakukan serangan brutal terhadap komunitasnya. Sebaliknya, pemerintah menyalahkan kelompok kriminal bersenjata sebagai dalang kekerasan tersebut.

Dukungan Israel dan Respons Internasional

Di tengah meningkatnya ketegangan, sejumlah warga Druze di Israel dilaporkan menerobos perbatasan untuk membantu komunitas Druze di Suriah. Militer Israel mengatakan sedang berusaha mengembalikan warga sipil yang melintas ke wilayah Suriah dengan aman.

Sementara itu, utusan Amerika Serikat untuk Suriah, Tom Barrack, menyatakan bahwa Washington sedang menjalin komunikasi intensif dengan semua pihak yang terlibat untuk meredakan konflik dan mengupayakan stabilitas kawasan.

Outlet berita lokal Sweida24 melaporkan bahwa Sweida dan sejumlah desa sekitarnya masih berada di bawah tembakan artileri dan mortir berat pada Rabu pagi. Kementerian Pertahanan Suriah meminta warga untuk tetap berada di dalam rumah. Namun, laporan dari lapangan menyebut adanya penjarahan, pembakaran rumah, hingga pencurian kendaraan dan perabot oleh pasukan pemerintah.

Pemerintah Suriah menyatakan akan menindak tegas siapa pun yang terlibat dalam pelanggaran hukum di Sweida. Presiden sementara Ahmed al-Sharaa juga kembali menegaskan komitmennya untuk melindungi hak-hak komunitas minoritas di seluruh wilayah Suriah. (*)

REPORTER: