Suksesi Takhta Keraton Surakarta Masih Misterius Usai PB XIII Wafat

Keraton Kasunanan Solo (Foto: Dok detikjateng)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Masa depan takhta Keraton Kasunanan Surakarta masih menjadi tanda tanya setelah wafatnya SISKS Paku Buwono (PB) XIII. Hingga kini, pihak keluarga belum mengumumkan siapa yang akan menjadi penerus tahta kerajaan yang memiliki sejarah panjang tersebut.
Adik mendiang PB XIII, KGPH Puger, menegaskan bahwa proses suksesi akan tetap mengikuti aturan adat dan tradisi keraton yang telah diwariskan secara turun-temurun.
“Keraton sudah ada adat dan aturannya. Kita tunggu perjalanannya saja. Sekarang kita masih dalam masa berkabung, jadi fokus dulu mengantarkan Sinuhun dengan suasana damai,” ujar Gusti Puger kepada media, Senin (3/11/2025).
Ia menambahkan, setelah masa berkabung selesai, akan ada rapat internal keluarga besar keraton untuk membahas dan memutuskan siapa penerus PB XIII sesuai ketentuan adat.
“Tentu akan ada musyawarah, pemahaman bersama tentang apa yang sudah terjadi dan bagaimana pengesahan nanti. Semua sudah ada mekanismenya,” lanjutnya.
Baca Juga: Raja Keraton Surakarta Pakubuwono XIII Dimakamkan di Imogiri, Suksesi Takhta Masih Misteri
Dua Nama Kuat Calon Penerus PB XIII
PB XIII semasa hidupnya diketahui pernah tiga kali menikah dan memiliki tujuh anak, dua di antaranya laki-laki, yaitu:
KGPAA Hamangkunegara Sudibya Rajaputra Narendra Mataram, yang selama ini dikenal sebagai Putra Mahkota, dan
KGPH Mangkubumi.
Keduanya disebut-sebut sebagai kandidat kuat penerus takhta Keraton Surakarta, namun hingga kini belum ada penetapan resmi dari pihak keluarga.
Menanggapi hal tersebut, KGPH Puger memilih tidak berpihak dan berharap masyarakat tidak berspekulasi.
“Silakan saja penyorotan ke Purbaya dan Mangkubumi, tapi itu baru wacana. Kita tunggu keputusan bersama agar tidak muncul kabar yang keliru,” katanya.
Harapan untuk Penerus Raja
Sementara itu, KGPH Dipokusumo, adik PB XIII lainnya, menyampaikan bahwa siapa pun penerus raja nantinya harus memiliki kualitas kepemimpinan dan visi kebudayaan yang kuat.
“Syarat utama calon raja harus berani ‘KKN’ — komitmen, konsisten, dan networking. Harus punya jaringan yang kuat untuk menjadikan Keraton lebih berbudaya Jawa. Itu butuh arto, doyo, dan tri winasis,” ungkapnya.
Dipokusumo menegaskan, sosok penerus PB XIII tidak hanya ditentukan oleh garis keturunan, tetapi juga oleh kemampuan menjaga marwah dan eksistensi budaya Jawa di tengah perkembangan zaman.
Warisan dan Tantangan Keraton Surakarta
Keraton Kasunanan Surakarta memiliki peran penting dalam menjaga warisan budaya Jawa, termasuk adat istiadat, kesenian, dan nilai-nilai luhur yang menjadi identitas bangsa. Karena itu, proses penentuan penerus raja menjadi momen penting dalam menjaga kesinambungan tradisi dan legitimasi di mata masyarakat.
Meski demikian, keluarga besar Keraton menegaskan bahwa seluruh tahapan akan dilakukan secara damai dan sesuai adat, tanpa tergesa-gesa. (hm17)
























