Saturday, July 26, 2025
home_banner_first
NASIONAL

Perang Thailand-Kamboja di Perbatasan Memanas, Indonesia Terancam Krisis Rantai Pasok

journalist-avatar-top
Kamis, 24 Juli 2025 21.23
perang_thailandkamboja_di_perbatasan_memanas_indonesia_terancam_krisis_rantai_pasok

Perang Thailand-Kamboja menimbulkan korban jiwa (Foto: Istimewa/Mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Ketegangan geopolitik kembali menghantui Asia Tenggara. Konflik bersenjata pecah di perbatasan Thailand dan Kamboja, tepatnya di Segitiga Zamrud, wilayah pertemuan tiga negara Thailand, Kamboja, dan Laos yang dikenal akan situs-situs kuil kuno, Kamis (24/7/2025).

Laporan awal menyebut mayoritas korban jiwa adalah warga sipil, dengan satu korban berasal dari militer Thailand. Bentrokan bersenjata di wilayah strategis ini memicu kekhawatiran akan efek domino terhadap kawasan ASEAN, termasuk Indonesia.

Meski terjadi di luar negeri, Indonesia turut terdampak secara ekonomi jika konflik berlarut-larut. Bhima Yudhistira, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), mengingatkan bahwa rantai pasok industri otomotif dan elektronik Indonesia bisa terganggu.

“Kalau sampai konflik ini mengganggu rantai pasok terutama barang-barang otomotif kemudian elektronik, ini tentunya bisa memberikan tekanan juga pada pabrikan di Indonesia karena sebagian suku cadangnya didatangkan dari Thailand,” jelas Bhima.

Lebih jauh, ia menyebut konflik ini dapat mengurangi daya tarik ASEAN di mata investor internasional, yang selama ini melihat kawasan ini sebagai titik aman dari ketegangan global seperti perang dagang.

“Ketika konflik pecah di dalam ASEAN, maka daya tarik kawasan ini bisa anjlok drastis,” ujarnya.

Namun, di balik potensi ancaman, Bhima juga melihat peluang strategis untuk sektor pariwisata Indonesia. Bila pariwisata Thailand dan Kamboja terganggu, Indonesia bisa mengambil alih arus wisatawan asing.

“Thailand tiap tahun dikunjungi sekitar 35 juta wisatawan asing, Kamboja 6,2 juta. Bila promosi dan infrastruktur pariwisata kita dibenahi, ini jadi peluang besar,” tambahnya.

Sementara itu, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa sejauh ini belum ada dampak langsung ke perekonomian nasional.

“Kalau itu (dampak ekonomi), belum ada,” ucap Airlangga singkat.

Meski demikian, Airlangga menekankan pentingnya menjaga stabilitas kawasan ASEAN, mengingat eskalasi konflik bisa berdampak luas terhadap keamanan dan iklim ekonomi regional. (*)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN