Pematangsiantar, MISTAR.ID

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap fakta baru terkait dugaan pemerasan dalam pengurusan sertifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Kementerian Ketenagakerjaan. Tersangka Irvian Bobby Mahendro (IBM) diketahui menggunakan rekening atas nama orang lain atau nominee untuk menampung uang hasil tindak pidana.

“Benar, saudara IBM ini memiliki beberapa rekening nominee. Salah satunya digunakan untuk menampung dana yang dia terima,” ujar Plt. Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Senin (25/8/2025).

Menurut Asep, Irvian mengoperasikan tiga rekening yang bukan atas namanya, dengan total dana yang ditampung mencapai Rp 69 miliar.

“Kalau tidak salah, ada tiga rekening nominee, di antaranya atas nama saudaranya dan stafnya,” jelas Asep.

Jumlah tersebut menjadi porsi terbesar dari total uang yang mengalir dalam kasus ini. Dari Rp 81 miliar hasil pemerasan, Rp 69 miliar mengalir ke Irvian melalui perantara.

“Nilainya Rp 69 miliar itu yang khusus ada di Saudara IBM,” tambahnya.

Biaya Sertifikasi Naik Drastis

Kasus ini bermula dari pengurusan sertifikat K3 yang seharusnya hanya Rp 275 ribu, namun melonjak hingga Rp 6 juta per pengurusan sejak 2019. Selisih biaya tersebut disinyalir masuk ke kantong sejumlah pejabat.

KPK menegaskan bahwa praktik ini dilakukan secara sistematis dan berlangsung selama bertahun-tahun. Irvian, yang disebut-sebut dijuluki “sultan” oleh salah satu pihak terlibat, diduga menjadi penerima aliran dana terbesar.

Saat ini, penyidik KPK masih mendalami peran pihak lain dan kemungkinan adanya aliran dana ke pejabat lebih tinggi. (*)