Tuesday, August 26, 2025
home_banner_first
MEDAN

BGN Soroti Pentingnya Stok Pangan Lokal dan Standar Gizi dalam Program MBG

journalist-avatar-top
Selasa, 26 Agustus 2025 17.38
bgn_soroti_pentingnya_stok_pangan_lokal_dan_standar_gizi_dalam_program_mbg

Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola BGN, Tigor Pangaribuan pada kegiatan pendampingan implementasi program makan bergizi gratis di Medan. (foto: susan/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Badan Gizi Nasional (BGN) menegaskan keberhasilan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Sumatera Utara tidak hanya bergantung pada infrastruktur, tetapi juga pada ketersediaan bahan pangan lokal dan penerapan standar gizi yang tepat.

Hal ini disampaikan Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola BGN, Tigor Pangaribuan, dalam kegiatan pendampingan implementasi program MBG di satuan pendidikan se-Sumut, Selasa (26/8/2025).

Menurut Tigor, salah satu tantangan utama dalam menjalankan MBG adalah memastikan pasokan bahan baku seperti sayur, ikan, daging, dan telur tersedia secara berkelanjutan.

"Teman-teman di daerah harus sangat memperhatikan stok bahan pangan. Ketika seluruh dapur MBG berjalan serentak, dari mana pasokan pertanian itu bisa datang secara konsisten? Itu yang harus kita pikirkan bersama," ujarnya.

Tigor juga menekankan penyusunan menu MBG harus mengikuti standar gizi nasional serta disesuaikan dengan anggaran yang tersedia. Salah satunya termasuk pemberian susu yang akan diatur oleh tenaga ahli gizi di setiap sekolah atau dapur MBG.

“Ada standar menu dan standar gizi yang menjadi acuan. Setiap ahli gizi akan menentukan kapan peserta didik menerima susu, menyesuaikan dengan anggaran yang ada,” katanya.

Dalam presentasinya, ia merinci asupan makan siang untuk siswa SD/MI (kelas 1–6) harus mencakup 20–25% dari Angka Kecukupan Gizi (AKG) harian. Untuk jenjang SMP/MTs dan SMA/MA, asupan makan siang dianjurkan memenuhi 30–35% AKG, sementara makan selingan sebesar 5–15% AKG.

Takaran zat gizi juga akan dibedakan berdasarkan jenjang pendidikan, mulai dari kandungan protein, energi, lemak, hingga vitamin yang dibutuhkan.

Tigor menambahkan pemetaan kebutuhan dan ketersediaan gizi ini penting untuk memastikan program MBG tidak hanya berjalan, tetapi juga berdampak signifikan terhadap peningkatan kualitas kesehatan dan kecerdasan siswa. (susan/hm24)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN