Monday, November 10, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Organisasi Medis Tuding RSF Sudan Bakar-Kubur Mayat untuk Sembunyikan Genosida

Mistar.idSenin, 10 November 2025 16.44
journalist-avatar-top
organisasi_medis_tuding_rsf_sudan_bakarkubur_mayat_untuk_sembunyikan_genosida_

Warga bertahan di kamp pengungsian usai melarikan diri dari serangan paramiliter al-Fashir di Darfur Utara, Sudan. (foto: Reuters/Mistar)

news_banner

Khartoum, MISTAR.ID

Sebuah organisasi medis Sudan menuduh pasukan Pasukan Dukungan Cepat (Rapid Support Forces/RSF) dengan sengaja menyembunyikan bukti pembunuhan massal di wilayah Darfur, Sudan barat.

Jaringan Dokter Sudan mengatakan RSF mengumpulkan ratusan mayat dari jalan-jalan di El Fasher, setelah merebut wilayah itu pada 26 Oktober lalu. Mereka menyebut apa yang dilakukan oleh RSF "tidak dapat dihapus melalui penyembunyian atau pembakaran"

"Apa yang terjadi di El-Fasher bukan peristiwa tunggal, tapi bagian lain dari genosida yang dilakukan oleh RSF secara terang-terangan melanggar aturan internasional dan agama. yang melarang mutilasi mayat serta menjamin hak penguburan yang layak," demikian pernyataan mereka dikutip Al Jazeera.

Menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), sebanyak 82.000 dari total 260.000 penduduk El-Fasher melarikan diri setelah RSF merebut wilayah itu dari Angkatan Bersenjata Sudan.

Jurnalis Al Jazeera, Hiba Morgan melaporkan orang-orang yang kabur dari El-Fasher menuju Al Dabbah di utara meninggal di perjalanan karena kekurangan gizi, atau luka tembak.

Morgan juga melaporkan, para pengungsi mengatakan mereka mengetahui kematian keluarganya melalui video di media sosial yang memperlihatkan pembunuhan oleh RSF. Hal ini terjadi karena pemadaman komunikasi di kota itu, sehingga banyak dari mereka yang tidak mengetahui nasib keluarganya.

"Mereka percaya jika keluarga mereka masih hidup di El-Fasher, mereka tidak akan bertahan lama karena kekurangan makanan dan air... atau karena RSF menargetkan orang-orang berdasarkan etnis mereka," kata Morgan.

Sejak April 2023, RSF dan militer Sudan berkonflik untuk memperebut wilayah kekuasaan. RSF berasal dari milisi pro-pemerintah "Janjaweed" didominasi Arab, dan dituduh melakukan genosida di Darfur 20 tahun lalu.

Pada 2003 hingga 2008, sekitar 300.000 orang tewas dan hampir 2,7 juta lainnya terusir akibat kekerasan kelompok itu.

Salah satu dokter di Doctor Without Borders (MSF), Sylvain Penicaud, berbicara dengan warga yang kabur ke Tawila, mengatakan banyak di antara mereka mengaku diserang karena warna kulit mereka.

Seorang mahasiswa dari El-Fasher, Hassan Osman juga menjelaskan warga yang berkulit gelap, terutama dari suku Zaghawa, mengalami penghinaan rasial, pelecehan, dan kekerasan ketika kabur. "Jika warna kulitmu lebih terang, mereka mungkin membiarkanmu pergi," ujar Osman. (hm24)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN