Saturday, November 1, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

RSF Diduga Bunuh 2.000 Warga di Sudan, 26 Ribu Orang Mengungsi

Mistar.idJumat, 31 Oktober 2025 20.10
JS
rsf_diduga_bunuh_2000_warga_di_sudan_26_ribu_orang_mengungsi

Abu Lulu ketika ditangkap pasukan RSF. (foto:afp/mistar)

news_banner

El-Fasher, MISTAR.ID

Lebih dari 2.000 orang diduga tewas dalam pembantaian massal di Kota El-Fasher, Sudan barat, sejak kota tersebut direbut kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (Rapid Support Forces/RSF).

El-Fasher yang merupakan ibu kota negara bagian Darfur Utara jatuh ke tangan RSF, Minggu (26/10/2025), setelah 18 bulan dikepung. Selama pengepungan, RSF memblokir masuknya makanan dan kebutuhan pokok bagi ratusan ribu warga sipil yang terjebak di dalam kota.

Dilansir Al Jazeera, Jumat (31/10/2025), El-Fasher sebelumnya menjadi “benteng terakhir” Angkatan Bersenjata Sudan (Sudan Armed Forces/SAF) di wilayah Darfur. SAF menuduh RSF melakukan pembantaian massal yang menewaskan sekitar 2.000 orang, sementara Jaringan Dokter Sudan memperkirakan korban mencapai 1.500 jiwa.

Video yang diverifikasi oleh lembaga Sanad menunjukkan aksi brutal pasukan RSF yang mengeksekusi dan menyiksa warga sipil. Bahkan, sejumlah pasukan dilaporkan merekam aksi kekerasan tersebut.

Komandan SAF sekaligus pemimpin de facto Sudan, Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, menyebut pihaknya menarik pasukan dari El-Fasher untuk menyelamatkan warga dari “pembunuhan sistemik” oleh RSF.

“Kami bertekad untuk membalas dendam atas apa yang terjadi pada rakyat kami di El-Fasher,” kata al-Burhan.

Sementara itu, Pemimpin RSF Mohammed Hamdan “Hemedti” Dagalo mengklaim pasukannya berupaya menyatukan Sudan di bawah sistem demokrasi sejati dan menegaskan siapa pun yang terbukti melakukan kejahatan terhadap warga sipil akan dimintai pertanggungjawaban.

Kelompok medis dan lembaga hak asasi manusia di Sudan menuduh RSF melakukan pembunuhan massal, penahanan warga sipil, dan serangan terhadap rumah sakit.

Menurut PBB, lebih dari 26.000 orang telah mengungsi dari El-Fasher menuju Tawila, sekitar 70 kilometer jauhnya. Sementara sekitar 177.000 warga sipil masih terjebak di dalam kota.

RSF yang awalnya dikenal sebagai Janjaweed merupakan kelompok bersenjata suku nomaden pendukung mantan Presiden Omar al-Bashir sejak Perang Darfur 2003. Janjaweed dituduh menargetkan kelompok suku pemberontak dengan korban mencapai 100.000 hingga 300.000 jiwa.

Setelah diresmikan sebagai RSF pada 2013, kelompok ini justru menggulingkan al-Bashir pada 2019. Dua tahun kemudian, RSF bersekutu dengan SAF menggulingkan pemerintahan transisi sipil-militer pimpinan Abdalla Hamdok.

Pada Kamis (30/10/2025), RSF menyatakan telah menangkap sejumlah anggotanya yang diduga terlibat dalam pelanggaran di El-Fasher, termasuk seorang pria bernama Abu Lulu. Dalam pernyataan di Telegram, RSF menyebut mereka akan diproses hukum sesuai Konvensi Jenewa.

“Langkah ini untuk mencegah pelanggaran terhadap martabat manusia dan memastikan keadilan sejati,” bunyi pernyataan tersebut.

RSF juga menegaskan komitmennya menegakkan supremasi hukum dan meminta pertanggungjawaban siapa pun yang terbukti bersalah, tanpa memandang pangkat atau jabatan. (hm16)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN