Saturday, October 11, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Maria Corina Machado Raih Hadiah Nobel Perdamaian 2025: Berani Bertahan di Tengah Ancaman

Mistar.idSabtu, 11 Oktober 2025 07.37
RF
maria_corina_machado_raih_hadiah_nobel_perdamaian_2025_berani_bertahan_di_tengah_ancaman

Ilustrasi, Maria Corina Machado Raih Hadiah Nobel Perdamaian 2025: Berani Bertahan di Tengah Ancaman. (foto:nobelprize/mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Komite Nobel Norwegia secara resmi mengumumkan bahwa Maria Corina Machado, tokoh oposisi dan pejuang demokrasi asal Venezuela, menjadi penerima Hadiah Nobel Perdamaian 2025. Pengumuman ini disampaikan melalui siaran pers Nobel Prize pada Sabtu (10/10/2025).

Machado dinilai berjasa besar dalam memperjuangkan hak-hak demokrasi rakyat Venezuela dan upayanya yang konsisten mendorong transisi damai dari rezim otoriter menuju pemerintahan demokratis. Komite Nobel menyebutnya sebagai “perempuan yang menjaga api demokrasi tetap menyala di tengah kegelapan yang semakin membesar.”

Simbol Perlawanan Damai

Sebagai pemimpin gerakan demokrasi, Maria Corina Machado telah menjadi simbol keberanian sipil di Amerika Latin. Ia berperan penting menyatukan oposisi yang sebelumnya terpecah, untuk bersama-sama menuntut pemilu yang bebas dan pemerintahan representatif.

Dalam pernyataan resminya, Komite Nobel menegaskan bahwa di tengah ancaman dan represi, Machado tetap teguh memperjuangkan cita-cita demokrasi. “Ketika demokrasi terancam, mempertahankan titik temu menjadi lebih penting dari sebelumnya,” tulis Komite Nobel.

Perjuangan Panjang di Tengah Penindasan

Machado telah terlibat dalam perjuangan demokrasi selama lebih dari dua dekade. Melalui organisasi Súmate, ia mengampanyekan pentingnya pemilu yang bebas dan adil di Venezuela, dengan semboyan, “Itu adalah pilihan suara, bukan peluru.”

Namun, perjuangannya tidak mudah. Dalam pemilu 2024, pencalonannya sebagai presiden diblokir oleh pemerintah Venezuela. Meski begitu, ia tetap mendukung calon lain, Edmundo Gonzalez Urrutia, dan memobilisasi ratusan ribu relawan untuk mengawasi jalannya pemilu.

Meski menghadapi intimidasi, penangkapan, hingga penyiksaan, para relawan tetap mengawal hasil penghitungan suara. Data yang mereka kumpulkan menunjukkan kemenangan oposisi, namun rezim menolak mengakui hasil tersebut dan tetap berkuasa.

Makna Nobel Perdamaian Tahun Ini

Komite Nobel menilai perjuangan Machado memenuhi tiga kriteria utama wasiat Alfred Nobel untuk penerima Hadiah Perdamaian: menyatukan oposisi, menolak militerisasi, dan mendukung transisi damai menuju demokrasi.

“Maria Corina Machado telah menunjukkan bahwa perangkat demokrasi juga merupakan perangkat perdamaian,” tulis Komite Nobel dalam pernyataannya.

Dalam konteks global, Komite Nobel juga menyoroti kemunduran demokrasi di berbagai negara. Mereka menegaskan bahwa demokrasi adalah prasyarat bagi perdamaian abadi, dan perjuangan seperti yang dilakukan Machado menjadi pengingat penting akan arti kebebasan yang sejati.

Berani Bertahan di Tengah Ancaman

Meski menghadapi ancaman serius terhadap keselamatannya, Machado memilih untuk tetap tinggal di Venezuela. Keputusan itu menjadikannya simbol keteguhan dan inspirasi bagi jutaan rakyatnya yang terus berjuang menghadapi represi.

“Ketika kaum otoriter merebut kekuasaan, penting untuk mengakui para pembela kebebasan yang berani,” tulis Komite Nobel. “Demokrasi bergantung pada mereka yang menolak untuk diam.”

Dengan penghargaan ini, Maria Corina Machado bergabung dalam jajaran tokoh dunia penerima Nobel Perdamaian yang memperjuangkan kebebasan melalui jalan damai — bukti bahwa perjuangan tanpa kekerasan tetap bisa mengguncang dunia. (*)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN