Friday, October 10, 2025
home_banner_first
EDUKASI

László Krasznahorkai Raih Nobel Sastra 2025: Penulis “Master Kiamat” dari Hongaria yang Menggetarkan Dunia

Mistar.idJumat, 10 Oktober 2025 08.26
RF
lszl_krasznahorkai_raih_nobel_sastra_2025_penulis_master_kiamat_dari_hongaria_yang_menggetarkan_dunia

Ilustrasi, László Krasznahorkai Raih Nobel Sastra 2025: Penulis “Master Kiamat” dari Hongaria yang Menggetarkan Dunia. (foto:nobelprize/wikipedia/mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Hadiah Nobel Sastra 2025 resmi dianugerahkan kepada László Krasznahorkai, penulis asal Hongaria yang dikenal dengan gaya naratif apokaliptik dan kalimat panjang berliku yang khas.

Dalam siaran pers yang dirilis Kamis (9/10/2025) di laman resmi nobelprize.org, Akademi Swedia menyebut penghargaan tersebut diberikan kepada Krasznahorkai “atas karya-karyanya yang menarik dan visioner, yang di tengah teror apokaliptik, menegaskan kembali kekuatan seni.”

Profil Singkat László Krasznahorkai

László Krasznahorkai lahir pada tahun 1954 di Gyula, sebuah kota kecil di tenggara Hongaria, dekat perbatasan Rumania. Ia dikenal luas sebagai salah satu penulis paling berpengaruh dari Eropa Tengah dengan gaya prosa yang intens dan mendalam, sering disebut sebagai “penulis epik zaman modern.”

Karya debutnya, Sátántangó (1985) — yang kemudian difilmkan oleh sutradara Béla Tarr pada tahun 1994 — menjadi tonggak awal kariernya. Novel ini menggambarkan kehidupan suram sekelompok warga di desa miskin pasca-komunisme Hongaria. Kisahnya penuh simbol, menyoroti keputusasaan manusia di bawah bayang-bayang kehancuran moral dan sosial.

Kritikus sastra Amerika Susan Sontag bahkan menobatkannya sebagai “master kiamat” sastra kontemporer, setelah membaca karya keduanya, The Melancholy of Resistance (1989), yang menggambarkan kekacauan sosial akibat kedatangan sirkus misterius dengan bangkai paus raksasa sebagai daya tarik utama.

Eksplorasi Dunia dan Spiritualitas

Dalam novel War & War (1999), Krasznahorkai menulis kisah perjalanan eksistensial seorang arsiparis yang meninggalkan Budapest menuju New York. Gaya bahasanya semakin berkembang—mengalir panjang tanpa titik—menjadi ciri khas yang menjadikannya unik di antara penulis modern.

Karya monumental berikutnya, Baron Wenckheim's Homecoming (2016), menggambarkan perjalanan pulang seorang bangsawan tua yang terlilit kenangan dan kehancuran moral, sementara Herscht 07769 (2021) menawarkan gambaran tajam tentang keresahan sosial Jerman modern yang dibingkai dalam kekacauan dan warisan Johann Sebastian Bach.

Dari Eropa ke Timur: Mencari Keindahan yang Abadi

Tak hanya menulis tentang kegelapan, Krasznahorkai juga mengeksplorasi sisi spiritual kehidupan Timur. Melalui Mountains to the North, Lakes to the South, Roads to the West, Rivers to the East (2003) dan Seiobo There Below (2008), ia memadukan filosofi Zen dan keindahan artistik Jepang dalam kisah tentang penciptaan, keabadian, dan makna keindahan.

Dalam Seiobo Di Bawah Ini, misalnya, ia mengisahkan seekor bangau putih yang berdiri di tengah Sungai Kamo di Kyoto — simbol seniman yang menunggu momen sempurna di dunia yang tak memedulikan keindahan.

Ciri Khas Sastra Krasznahorkai

Karya-karyanya sering disebut sebagai “epos apokaliptik” — memadukan absurdisme, humor gelap, dan refleksi filosofis yang mendalam. Dengan kalimat panjang yang nyaris tanpa titik, ia mengajak pembaca menyelami kekacauan batin manusia.

Selain karya besar, ia juga menulis cerita pendek Spadework for a Palace (2018), yang mengangkat sosok arwah Herman Melville di Manhattan, menggambarkan kebodohan dan kebesaran sastra dengan sentuhan humor gelap.

Warisan dan Pengaruh

László Krasznahorkai sering dibandingkan dengan Kafka dan Thomas Bernhard karena gaya absurdis dan eksplorasi eksistensialnya. Namun, pengaruh Timur dalam karyanya menjadikannya unik—menyatukan kekacauan Barat dan ketenangan Timur dalam satu tubuh sastra.

Dengan dianugerahi Nobel Sastra 2025, nama Krasznahorkai kini sejajar dengan para maestro seperti Orhan Pamuk, Kazuo Ishiguro, dan Annie Ernaux. Ia bukan hanya penulis, tetapi juga penafsir kegelisahan zaman modern. (*)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN