Friday, June 13, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Bocorkan Rencana Serangan Israel ke Iran, Eks Agen CIA Divonis Tiga Tahun Penjara

journalist-avatar-top
Kamis, 12 Juni 2025 09.57
bocorkan_rencana_serangan_israel_ke_iran_eks_agen_cia_divonis_tiga_tahun_penjara

Ilustrasi. (f: ist/mistar)

news_banner

Amerika Serikat, MISTAR.ID

Seorang mantan analis Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA), Asif Rahman, dijatuhi hukuman 37 bulan penjara oleh Departemen Kehakiman AS setelah dinyatakan bersalah membocorkan dokumen rahasia mengenai rencana militer Israel untuk menyerang Iran.

Dilansir AFP, Kamis (12/6/2025), Rahman yang berusia 34 tahun diketahui mulai bekerja untuk CIA sejak 2016. Ia ditangkap oleh FBI di Kamboja pada November 2024, sebelum akhirnya diadili di pengadilan federal di Virginia, AS.

Pada Januari 2025, Rahman mengaku bersalah atas dua dakwaan serius: penyimpanan dan transmisi informasi pertahanan nasional secara ilegal dan sengaja. Ia awalnya menghadapi ancaman hukuman hingga 20 tahun penjara.

Kebocoran ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran. Pada 1 Oktober 2024, Iran meluncurkan hampir 200 rudal balistik ke wilayah Israel, sebagai balasan atas pembunuhan tokoh-tokoh senior dari kelompok Hamas dan Hizbullah, yang dikenal dekat dengan Teheran. Israel merespons dengan melancarkan gelombang serangan ke target-target militer di Iran pada akhir bulan yang sama.

Berdasarkan dokumen pengadilan bertanggal 17 Oktober 2024, Rahman mencetak dua dokumen intelijen rahasia milik Badan Intelijen Geospasial Nasional AS, yang berisi informasi mengenai persiapan aksi militer Israel terhadap Iran.

Setelah mencetak dokumen tersebut, Rahman memfotonya dan kemudian menggunakan perangkat lunak untuk mengedit gambar guna menyembunyikan sumber dan menghapus jejak aktivitasnya. Ia lalu mengirimkan dokumen-dokumen itu kepada beberapa orang yang ia tahu tidak memiliki hak untuk menerimanya, sebelum akhirnya merobek-robek salinan dokumen itu di tempat kerja.

Dokumen tersebut kemudian tersebar di aplikasi Telegram melalui akun Middle East Spectator. Isinya menggambarkan latihan penerbangan dan pergerakan amunisi di beberapa lapangan udara Israel, namun tidak secara spesifik mengungkap target serangan.

Menurut The Washington Post, kebocoran tersebut memaksa pejabat Israel menunda serangan balasan mereka terhadap Iran, karena kekhawatiran informasi strategis telah jatuh ke tangan yang salah.

Kasus ini menjadi peringatan serius bagi komunitas intelijen internasional mengenai potensi risiko kebocoran data di era digital, yang dapat mengganggu strategi geopolitik dan keamanan nasional. (mtr/hm24)

REPORTER: