Monday, October 27, 2025
home_banner_first
EKONOMI

Menkeu Purbaya Ingin Alihkan Dana ‘Nganggur’ Rp400 Triliun di BI ke APBN

Mistar.idSenin, 27 Oktober 2025 15.30
journalist-avatar-top
menkeu_purbaya_ingin_alihkan_dana_nganggur_rp400_triliun_di_bi_ke_apbn_

Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa. (foto: detik/mistar)

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa meminta jajaran Direktorat Jenderal Anggaran untuk mengkaji kemungkinan pemindahan dana pemerintah senilai Rp400 triliun yang saat ini parkir di Bank Indonesia (BI) ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Purbaya menjelaskan, langkah ini bertujuan untuk menekan defisit anggaran sekaligus mengoptimalkan perputaran dana negara agar memberi dampak lebih besar terhadap perekonomian.

“Saya sedang berpikir, sekarang masih ada sekitar Rp400 triliun uang di luar sistem APBN yang disimpan di BI, tapi tidak bisa masuk ke penerimaan negara. Saya minta tim di Ditjen Anggaran pelajari semua aspek hukum agar dana itu bisa masuk ke APBN,” ujarnya dalam program Economic Special Hari Keuangan Nasional, Senin (27/10/2025).

Menurutnya, jika pemindahan dana tersebut bisa dilakukan, pemerintah dapat mengurangi defisit APBN atau memanfaatkannya untuk memperkuat stimulus ekonomi.

“Dengan begitu, defisit bisa dikurangi, atau dana itu bisa digunakan untuk mendorong perekonomian lebih jauh. Optimalisasi manajemen cash flow itu sangat penting,” katanya.

Purbaya menambahkan, dana pemerintah yang mengendap di BI dalam beberapa tahun terakhir bahkan sempat mencapai Rp500 triliun. Dana tersebut menimbulkan beban bunga sekitar 6 persen per tahun.

“Dari Rp400 triliun yang mengendap, saya harus membayar bunga Rp24 triliun per tahun. Ini jelas inefisiensi dan menjadi kerugian negara,” ucapnya.

Untuk mengurangi potensi kerugian tersebut, Kementerian Keuangan mulai memindahkan sebagian dana menganggur itu ke perbankan nasional. Sekitar Rp200 triliun dari saldo anggaran lebih (SAL) ditempatkan di lima bank BUMN agar bisa disalurkan kembali ke sektor riil melalui kredit.

“Saya ingin APBN berdampak optimal bagi perekonomian, dibelanjakan secara merata sepanjang tahun, bukan hanya menumpuk di akhir tahun. Kalau belanja menumpuk di Oktober, November, Desember, penyaluran pasti berantakan dan rawan penyelewengan, baik di pusat maupun daerah,” tutur Purbaya. (hm24)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN