Thursday, August 28, 2025
home_banner_first
HUKUM & PERISTIWA

Dinkes Sumut Ungkap Hasil Investigasi Dugaan Malapraktik di Puskesmas Pinangsori

journalist-avatar-top
Kamis, 28 Agustus 2025 19.06
dinkes_sumut_ungkap_hasil_investigasi_dugaan_malapraktik_di_puskesmas_pinangsori_

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumut, Muhammad Faisal Hasrimy. (foto: berry/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Muhammad Faisal Hasrimy, mengungkapkan hasil investigasi awal terkait insiden tragis putusnya kepala bayi saat proses persalinan di Puskesmas Pinangsori, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng).

Menurut Faisal, hasil investigasi lapangan menunjukkan bayi dari ibu berinisial FJN dinyatakan mengalami Kematian Janin Dalam Kandungan (KJDK) dengan maserasi stadium II, yaitu kondisi janin yang sudah meninggal dalam rahim selama lebih dari 48 jam.

"Berdasarkan hasil investigasi, setelah proses persalinan, dokter penanggung jawab dan bidan menemukan tanda-tanda KJDK dengan maserasi stadium II," kata Faisal kepada Mistar, Kamis (28/8/2025).

Ia menjelaskan, tanda-tanda maserasi stadium II yang ditemukan antara lain kulit bayi melepuh dan sudah pecah, kulit mulai mengelupas, air ketuban berwarna hijau gelap dan bercampur mekonium (feses janin), serta sedikit berbau, serta terjadi edema atau pembengkakan pada wajah hingga leher, dan badan bayi terasa lunak.

Faisal menambahkan, Dinas Kesehatan Sumut akan melibatkan para ahli untuk mengkaji lebih lanjut kebenaran temuan tersebut, guna memastikan apakah kondisi maserasi stadium II benar terjadi sebelum bayi dilahirkan.

"Kami akan meminta pendapat dari para ahli di organisasi profesi, yaitu Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Sumut," katanya.

Ia menyebutkan, jika memang terbukti bahwa bayi telah mengalami maserasi stadium II, maka secara medis dan ilmiah dapat dijelaskan penyebab terputusnya kepala bayi dari badan saat proses persalinan.

"Hal ini penting agar tidak terjadi kesimpangsiuran informasi dan bisa dipahami secara ilmiah," tutur Faisal. (berry/hm24)

REPORTER: