Pengamat: Redenominasi, Kunci Sukses Ada pada Edukasi dan Stabilitas Ekonomi

Ilustrasi mata uang rupiah. (Foto: Reuters/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Rencana redenominasi atau penyederhanaan nominal mata uang tanpa mengubah nilai tukar atau daya beli menjadi sorotan utama. Pengamat Ekonomi Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Gunawan Benjamin, menekankan kunci keberhasilan kebijakan ini terletak pada sosialisasi, edukasi, dan stabilitas ekonomi negara.
Gunawan menjelaskan redenominasi berarti jika uang Rp100.000 diredenominasi dengan menghilangkan tiga angka nol, maka nominal Rp100 (dari 100.000) akan tetap memiliki nilai yang sama saat dibelanjakan. Sebagai contoh, jika Rp100.000 bisa membeli satu karung beras, maka setelah redenominasi, uang 100 tetap membeli satu karung beras.
"Di sini nantinya pedagang bisa melakukan penjualan dengan dua harga sekaligus, yakni harga Rp100.000 per karung untuk yang menggunakan uang lama, atau dengan memberikan bandrol sebesar Rp100 per karung untuk uang baru hasil redenominasi," kata Gunawan Benjamin, Senin (10/11/2025).
Ia menambahkan penggunaan dua harga ini diharapkan mampu bertransaksi dan sekaligus mengedukasi konsumen. Menurutnya, redenominasi adalah hal yang baru bagi masyarakat, sehingga kunci utama keberhasilan adalah sosialisasi dan edukasi.
Jika masyarakat tidak teredukasi dengan baik, dikhawatirkan akan terjadi kepanikan yang mendorong masyarakat membelanjakan uangnya secara berlebihan, sehingga memicu inflasi yang tidak diharapkan.
"Selain edukasi, faktor penting lainnya adalah memastikan ekonomi dalam kondisi stabil, di mana inflasi terkendali, tidak ada defisit fiskal yang besar, dan adanya kestabilan politik," ujarnya.
Ia menyarankan agar Rancangan Undang-Undang (RUU) diselesaikan terlebih dahulu, dan tatanan pelaksanaannya dilakukan menyusul setelah Undang-Undang disahkan. Gunawan mengimbau masyarakat untuk tidak panik dengan rencana redenominasi ini.
"Tidak ada sedikitpun hal yang perlu dikhawatirkan dengan rencana tersebut. Lakukan aktivitas ekonomi seperti biasanya, tidak perlu direspon berlebihan rencana redenominasi," ucapnya.

























