Friday, October 3, 2025
home_banner_first
EKONOMI

Penerimaan Kepabeanan dan Cukai Sumut Capai Rp2,13 Triliun, Didominasi Ekspor Sawit

Jumat, 3 Oktober 2025 18.26
penerimaan_kepabeanan_dan_cukai_sumut_capai_rp213_triliun_didominasi_ekspor_sawit_

Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Sumut I, Arridel Mindra, saat menyampaikan pemaparan. (foto: amita/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Penerimaan negara dari sektor kepabeanan dan cukai di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) hingga akhir Agustus 2025 tercatat sebesar Rp2,13 triliun. Angka ini menunjukkan capaian yang mendekati target, yakni 93,81 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Sumut I, Arridel Mindra, mengatakan tingginya realisasi ini disokong oleh kinerja luar biasa dari Bea Keluar. Penerimaan Bea Keluar menjadi komponen dominan, yang mencapai Rp1,17 triliun, atau melampaui target hingga 443,85 persen.

"Tingginya Penerimaan Bea Keluar yang utama disumbang dari ekspor produk sawit Rp1,17 triliun," kata Arridel, Jumat (3/10/2025).

Kinerja ekspor sawit ini dipicu oleh dua faktor utama, yaitu kenaikan harga referensi Crude Palm Oil (CPO) dan produk turunannya pada Agustus 2025 yang mencapai 910,91 US Dollar per metrik ton, serta peningkatan volume ekspor CPO dan produk turunannya sebesar 24 persen dibandingkan bulan Juli.

Sementara itu, penerimaan Bea Masuk tercatat sebesar Rp493,71 miliar. Penerimaan Bea Masuk dipengaruhi oleh penurunan volume impor komoditas pangan seperti beras dan gula.

Berbeda dengan Bea Keluar, penerimaan Cukai masih menghadapi tantangan. Hingga Agustus 2025, realisasi cukai baru mencapai Rp332,81 miliar, atau 57,57 persen dari target APBN.

Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya penerimaan Cukai Hasil Tembakau (HT) sebesar 45 persen akibat turunnya produksi dan permintaan pasar. Cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA) juga mengalami penurunan 13 persen.

"Penurunan ini mencerminkan melemahnya konsumsi barang-barang kena cukai dan menunjukkan tantangan tersendiri dalam menjaga stabilitas penerimaan negara dari sektor ini," ucap Arridel.

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN