Friday, October 3, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

GenZ 212 Guncang Maroko: Protes Pemuda Meluas, Ratusan Ditangkap dan Dua Tewas

Jumat, 3 Oktober 2025 20.15
genz_212_guncang_maroko_protes_pemuda_meluas_ratusan_ditangkap_dan_dua_tewas

ibuan pemuda Maroko hampir setiap hari berdemo menuntut layanan kesehatan dan pendidikan lebih baik. (Foto: AFP/Getty Images)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Jalanan ibu kota Rabat dalam sepekan terakhir berubah menjadi arena demonstrasi besar-besaran yang dipimpin kelompok anonim GenZ 212. Gelombang protes yang dipicu kekecewaan terhadap kebijakan pemerintah ini kini telah menyebar ke berbagai kota besar seperti Casablanca dan Agadir, bahkan ke kota-kota kecil.

Menurut laporan Kementerian Dalam Negeri Maroko, kerusuhan yang terjadi sejak awal pekan menyebabkan lebih dari 400 orang ditangkap, 263 aparat terluka, serta puluhan kendaraan dan toko rusak. Dua demonstran juga dilaporkan tewas pada 1 Oktober di Kota Lqliaa setelah bentrok dengan aparat.

Awal Mula Gerakan GenZ 212

Kelompok GenZ 212, yang mayoritas beranggotakan anak muda usia belasan hingga 20-an tahun, mulai menyerukan aksi lewat platform Discord pada akhir September. Mereka menuntut perbaikan layanan kesehatan dan pendidikan, serta menolak kebijakan pemerintah yang dinilai lebih mengutamakan pembangunan stadion sepak bola menjelang Piala Afrika 2026 dan Piala Dunia 2030.

Di sisi lain, kondisi rumah sakit dan sekolah di Maroko dinilai sangat kekurangan dana. Kematian delapan perempuan di rumah sakit regional Agadir pada pertengahan September semakin memicu amarah publik.

Pemerintah Mulai Tersudut

Awalnya, pemerintah lamban merespons. Beberapa media bahkan menuding ada campur tangan asing di balik protes ini. Namun setelah demonstrasi kian meluas, pemerintah Maroko mengeluarkan pernyataan resmi bahwa mereka mendengarkan tuntutan para pemuda dan membuka ruang dialog.

Meski demikian, Perdana Menteri Aziz Akhannouch hingga kini bungkam, membuatnya jadi sasaran ejekan di media sosial. Beberapa partai oposisi bahkan mendesak pemerintah mundur, sementara sebagian warga menyerukan agar Raja Mohammed VI turun tangan.

Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?

Analis politik Maroko, Rachid Belghiti, menyebut GenZ 212 sebagai gerakan murni dari internet tanpa pemimpin formal, berbeda dengan gerakan protes sebelumnya. Ia menilai pemerintah cenderung mengandalkan aparat keamanan, namun hal itu tidak menyelesaikan akar masalah berupa krisis pendidikan dan kesehatan.

Jika protes ini terus berlanjut, pakar menilai kemungkinan besar PM Akhannouch akan dipaksa mundur. Namun, situasi masih dinamis dan penuh ketidakpastian.(*)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN