Inflasi Oktober 2025 Tertinggi dalam 5 Tahun, Emas Perhiasan Jadi Pemicu Utama

Ilustrasi, Emas Perhiasan yang jadi Pemicu Utama Inflasi Oktober 2025. (foto:adirafinance/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Inflasi Oktober 2025 tercatat sebesar 0,28% (month to month/MtM), menjadi yang tertinggi secara historis untuk bulan Oktober sejak 2021.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indeks Harga Konsumen (IHK) naik dari 108,74 pada September menjadi 109,04 pada Oktober 2025. Secara tahunan (year on year/YoY), inflasi mencapai 2,86%, sedangkan tahun kalender (year to date/YtD) sebesar 2,10%.
Tertinggi Sejak 2021
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menjelaskan bahwa secara historis, setiap Oktober sejak 2021 selalu mengalami inflasi, kecuali pada 2022 yang mencatat deflasi 0,11% (MtM).
Adapun inflasi Oktober pada tahun-tahun sebelumnya yaitu 0,12% pada 2021, 0,17% pada 2023, dan 0,08% pada 2024.
“Tingkat inflasi Oktober 2025 merupakan yang tertinggi dibandingkan Oktober 2021 hingga 2024,” ujar Pudji dikutip dari bisnis.com, Senin (3/11/2025).
Emas Perhiasan Jadi Pendorong Utama
BPS menyebut emas perhiasan menjadi penyumbang utama inflasi pada Oktober 2025 — sama seperti tahun sebelumnya. Ini berbeda dari tren 2021–2023, di mana cabai merah dan beras menjadi pemicu utama kenaikan harga.
Dari sisi kelompok pengeluaran, perawatan pribadi dan jasa lainnya mencatat inflasi tertinggi yaitu 3,05%, dengan andil 0,21% terhadap inflasi nasional. Komoditas utama penyumbangnya adalah emas perhiasan.
Komoditas lain yang turut memberikan andil inflasi adalah cabai merah (0,06%), telur ayam ras (0,04%), dan daging ayam ras (0,02%).
Komponen Inti Jadi Penyumbang Terbesar
Seluruh komponen penghitungan inflasi mencatat kenaikan pada Oktober 2025.
Komponen inti mengalami inflasi 0,39%, memberi andil 0,25%, dipicu emas perhiasan dan biaya kuliah perguruan tinggi.
Komponen harga diatur pemerintah naik 0,10% dengan andil 0,02%, didorong sigaret kretek mesin dan tarif angkutan udara.
Komponen harga bergejolak naik 0,03%, menyumbang 0,01%, dengan komoditas utama cabai merah, telur ayam ras, dan daging ayam ras. (*/hm27)
























