Harga Singkong di Sumut Anjlok Jadi Rp600 per Kg, Ini Kata Pengamat Ekonomi UISU

Ilustrasi, Harga Singkong di Sumut Anjlok Jadi Rp600 per Kg. (foto:ai/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Harga singkong di tingkat petani Sumatera Utara (Sumut) mengalami penurunan tajam dalam beberapa tahun terakhir.
Berdasarkan pemantauan selama delapan tahun terakhir, harga singkong yang sempat mencapai Rp2.300 hingga Rp2.500 per kilogram, kini anjlok menjadi sekitar Rp600 per kilogram.
Pengamat Ekonomi dari Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Gunawan Benjamin, mengatakan bahwa penurunan ini disebabkan oleh berbagai faktor, utamanya karena melemahnya konsumsi di sektor industri pengolahan.
“Penelusuran langsung, ada penurunan konsumsi industri pengolahan singkong di Sumut yang outputnya adalah tepung. Ada industri rumahan yang mengeluh omset penjualan turun, demand melemah dari ritel memberikan kontribusi penurunan harga,” ujarnya, Selasa (8/7/2025).
Ia juga mengungkapkan bahwa berdasarkan temuan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Wilayah II Lampung, impor tepung tapioka turut memengaruhi harga singkong lokal.
Meski demikian, Gunawan belum memperoleh informasi apakah kondisi serupa terjadi di Sumatera Utara. Ia menyarankan agar hal ini dikonfirmasi langsung ke KPPU Kanwil I Medan.
Lebih lanjut, Gunawan menjelaskan bahwa di Sumut, singkong tidak hanya diolah menjadi tepung, tetapi juga digunakan sebagai bahan baku berbagai produk kuliner yang dipasarkan secara domestik maupun ekspor.
Oleh karena itu, fluktuasi harga singkong sangat dipengaruhi oleh dinamika ekonomi, baik dari faktor internal maupun eksternal.
“Untuk mencari benang merah harga singkong yang turun, harus ditelusuri rantai pasok singkong dan produk olahannya. Serapan singkong dan produk olahannya perlu ditelusuri, dari situ akan dapat gambaran daya beli masyarakat," ucapnya.
Selain faktor permintaan, Gunawan juga menekankan pentingnya memperhatikan sisi penawaran (supply). Ia menduga ada peningkatan produksi singkong di tingkat petani, yang menyebabkan kelebihan pasokan dan turut mendorong harga turun. (amita/hm27)