Tuesday, July 8, 2025
home_banner_first
EKONOMI

Harga Beras Naik, Pengamat: Dampak dari Kebijakan Penyerapan Gabah oleh Pemerintah

journalist-avatar-top
Selasa, 8 Juli 2025 10.33
harga_beras_naik_pengamat_dampak_dari_kebijakan_penyerapan_gabah_oleh_pemerintah

Sejumlah pekerja memikul karung berisi beras di Gudang Bulog Pulo Brayan, Kota Medan (Foto: Adil Situmorang/Mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Kenaikan harga beras yang terjadi belakangan ini dinilai sebagai imbas dari kebijakan pemerintah melalui Bulog yang menetapkan harga penyerapan Gabah Kering Panen (GKP) sebesar Rp6.500 per kilogram (kg).

Hal ini dikatakan Pengamat Ekonomi Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Gunawan Benjamin, menurutnya kebijakan tersebut mendorong persaingan harga di tingkat produsen, sehingga harga beras pun ikut melonjak di pasaran.

"Sehingga pemicu kenaikan harga beras adalah kebijakan penyerapan gabah oleh Bulog sebesar Rp6.500 per kg. Hal tersebut memaksa pihak lain menaikkan harga di atas penyerapan Bulog untuk bersaing mendapatkan GKP, di Deli Serdang, GKP mencapai Rp6.800 hingga Rp7.300 per kg," katanya, Selasa (8/7/2025).

Hal ini berdasarkan pengamatan Gunawan, di mana harga beras sudah mengalami kenaikan sebanyak Rp10.000 hingga Rp15.000 di level produsen (kilang) per satu karung beras ukuran 30 kg.

"Pada wilayah Kabupatem Deli Serdang, harga jual sampel kilang pada Mei 2025 sebesar Rp410.000 per 30 kg. Namun, pada Juli 2025 mencapai Rp420.000 hingga Rp425.000 per 30 kg," tuturnya.

Sambung Gunawan, Gabah Kering Giling (GKG) berkisaran Rp7.500 hingga Rp8.000 per kg. Meski pemerintah mengklaim pasukan beras banyak, hal tersebut bukan berarti harga tidak mengalami kenaikan.

Menurutnya, harga pokok produksi beras sudah mengalami kenaikan. Bahkan mengonversi harga GKG, akan menghasilkan harga beras di level Rp15.000 hingga Rp16.000 per kg.

"Realisasi harga beras masih lebih rendah dari HPP. Meski panen raya sudah lewat, ada beberapa wilayah masih memasuki masa panen khususnya yang memiliki musim tiga kali panen dalam setahun. Diketahui, saat ini produsen beras sedang menanti bagaimana respon pemerintah khususnya Bulog terkait kenaikan harga beras," ucapnya.

Dijelaskan Gunawan lagi, beras yang disalurkan oleh Bulog berpeluang membuat harga lebih stabil dan cenderung sulit naik, sehingga harga gabah juga sulit naik meski pasokan di petani menyusut karena musim panen sudah lewat.

"Produsen tidak berani membeli gabah dengan harga yang tinggi, karena bisa merugikan produsen saat Bulog mendistribusikan beras ke masyarakat atau ke pasar," ujarnya.

Gunawan berharap, pada musim panen selanjutnya Bulog dapat menyerap gabah petani pada rentang harga yang sudah ditetapkan pemerintah. Kemudian, ada baiknya agar menambah jumlah gudang untuk mempermudah Bulog menyerap gabah sebagai cadangan beras nasional. (amita/hm25)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN