Wednesday, July 16, 2025
home_banner_first
EKONOMI

BI Turunkan Suku Bunga Jadi 5,25%, Tanggapi Inflasi Terkendali dan Stabilitas Rupiah

journalist-avatar-top
Rabu, 16 Juli 2025 16.32
bi_turunkan_suku_bunga_jadi_525_tanggapi_inflasi_terkendali_dan_stabilitas_rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo (Foto: Istimewa/Mistar)

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

Bank Indonesia (BI) kembali menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 5,25%. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan inflasi yang tetap terkendali dalam kisaran target 1,5–3,5% serta stabilitas nilai tukar rupiah yang terjaga di tengah ketidakpastian global.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan keputusan tersebut dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang digelar secara virtual pada Rabu (16/7/2025). Selain BI Rate, suku bunga deposit facility dan lending facility juga diturunkan masing-masing menjadi 4,5% dan 6%.

“Setelah mencermati prospek ekonomi dan risiko global, RDG pada 15-16 Juli memutuskan untuk menurunkan BI Rate ke 5,25 persen,” ujar Perry.

Sudah 3 Kali Penurunan Suku Bunga Sejak Awal 2025

Ini merupakan ketiga kalinya BI menurunkan suku bunga di tahun 2025, menyusul pemangkasan pada Januari dan Mei. Total penurunan suku bunga acuan tahun ini mencapai 75 basis poin.

BI optimis bahwa inflasi inti akan tetap rendah didorong oleh ekspektasi inflasi yang stabil, pasokan yang cukup, serta dampak positif digitalisasi.

Rupiah Stabil di Tengah Tekanan Global

Hingga akhir Juni, rupiah menguat 0,34% secara bulanan, meski secara tahunan masih mengalami depresiasi 0,75%. Posisi ini lebih baik dibanding sejumlah mata uang lain seperti peso Argentina dan lira Turki.

BI juga mencatat bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar AS cenderung stabil di tengah gejolak pasar global, termasuk ketegangan dagang dan kebijakan baru dari Amerika Serikat


The Fed Tahan Suku Bunga, BI Waspadai Risiko Global

Federal Reserve AS (The Fed) masih mempertahankan suku bunga acuannya di level 4,25–4,5% sejak Desember 2024, mencerminkan sikap hati-hati menghadapi ketidakpastian akibat tarif resiprokal yang diberlakukan Presiden Donald Trump.

Ekonom LPEM FEB UI Teuku Riefky menilai BI seharusnya tetap berhati-hati dan mempertimbangkan dampak global, termasuk arus modal dan nilai tukar, dalam menentukan kebijakan suku bunga.

“Risiko eksternal dari kebijakan perdagangan AS tetap harus diwaspadai meski dampaknya belum signifikan,” ujarnya.

Ekonomi Indonesia Diperkirakan Tumbuh 4,6–5,4%

BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional 2025 berada dalam kisaran 4,6–5,4%, didorong oleh permintaan domestik dan kinerja ekspor yang membaik usai kesepakatan dagang dengan AS.

Investasi nonbangunan, terutama di sektor transportasi, menjadi penopang pertumbuhan ekonomi kuartal II tahun ini. (hm17)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN