Jakarta, MISTAR.ID

Badan Pangan Nasional (Bapanas) mulai menyalurkan bantuan pangan berupa beras fortifikasi dan biofortifikasi atau beras khusus. Program perdana ini diluncurkan di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, pada Selasa (30/9/2025), dan akan digelontorkan selama tiga bulan hingga akhir tahun.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menjelaskan, beras fortifikasi ini berbeda dari beras bantuan pangan reguler. Kandungan gizi di dalamnya meliputi vitamin B1, B3, B9, B12, serta mineral zinc yang penting untuk kesehatan masyarakat.

“Manfaatnya supaya anak-anak tidak stunting, dan keluarga bisa mengonsumsi vitamin serta mineral dari bio-fortifikasi beras,” kata Arief saat ditemui di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta Pusat, Rabu (1/10/2025).

Arief menegaskan bantuan beras fortifikasi tidak sama dengan bantuan pangan reguler Oktober–November yang berasal dari cadangan beras pemerintah (CBP) kualitas medium untuk 18,2 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Penerima beras fortifikasi adalah keluarga yang masuk kategori rentan pangan dan rawan gizi.

Bapanas menyiapkan sekitar 1.900 ton beras fortifikasi untuk program ini. Setiap keluarga penerima akan mendapat jatah 15 kilogram per bulan selama tiga bulan. Arief enggan merinci besaran anggaran, namun memastikan dana berasal dari alokasi Badan Pangan.

Dari sisi harga, beras fortifikasi relatif lebih mahal dibanding beras biasa. “Kalau beras biasa Rp14.000–15.000 per kilogram, ini bisa sekitar Rp17.000. Selisihnya Rp1.500–2.000,” ujar Arief, dilansir dari detikfinance.

Sebagai program rintisan tahun 2025, bantuan beras fortifikasi menyasar 648 keluarga di delapan desa di Kecamatan Pamijahan. Ke depan, Arief berharap program ini bisa dikembangkan, bahkan tidak hanya berupa beras, melainkan juga nasi fortifikasi.

“Saya sudah berdiskusi dengan Kementerian Kesehatan. Kalau bantuan pangan ke depan berupa nasi fortifikasi, tentu hasilnya akan lebih baik,” tuturnya.[]