Saturday, August 2, 2025
home_banner_first
SUMUT

Pelatihan Jurnalisme Warga di Langkat, Upaya Damai Konflik Manusia dan Satwa

journalist-avatar-top
Kamis, 31 Juli 2025 19.09
pelatihan_jurnalisme_warga_di_langkat_upaya_damai_konflik_manusia_dan_satwa

Foto bersama peserta pelatihan Jurnalisme Warga. (foto: istimewa)

news_banner

Langkat, MISTAR.ID

Konflik antara manusia dan satwa liar di kawasan penyangga Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Kabupaten Langkat, terus meningkat. Dua insiden terbaru menunjukkan kondisi yang memprihatinkan.

Pada Sabtu (22/3/2025), Edy Simel Sembiring, seorang petani Desa Mekar Makmur, mengalami luka-luka akibat serangan gajah liar dan harus dirawat di RS Stabat. Empat hari kemudian, M Ikhwan Sembiring, buruh sawit dari desa yang sama, menjadi korban serangan harimau dan mengalami luka cakar di bagian paha saat memanen TBS di kawasan Barak Hitam.

Data Balai Besar TNGL mencatat pada 2021 terdapat 136 kasus konflik manusia dan satwa liar, yang sebagian besar melibatkan harimau, disusul gajah dan orangutan Sumatera. Penyebab utamanya adalah kerusakan habitat, perambahan hutan, dan berkurangnya mangsa alami.

Menanggapi kondisi ini, BITRA Indonesia bersama Pemerintah Desa Mekar Makmur, Kecamatan Sei Lepan, Langkat, menyelenggarakan Pelatihan Jurnalis Warga (JWD) pada 28–29 Juli 2025 di Aula Kantor Desa Mekar Makmur.

Pelatihan diikuti 30 peserta yang terdiri dari tokoh masyarakat, kepala dusun, anggota BPD, dan perwakilan pemuda desa. Tujuannya adalah untuk membekali warga agar mampu menulis berita dan informasi seputar konflik serta potensi desa secara berimbang dan edukatif.

"Konflik manusia dan satwa liar adalah masalah kompleks yang butuh solusi berkelanjutan. Keterlibatan masyarakat sangat penting agar konservasi tetap berjalan tanpa mengorbankan keselamatan manusia," ujar Rusdiana Adi, Direktur BITRA Indonesia, di Medan, Kamis (31/7/2025).

Sementara itu, Erika Rosmawati Situmorang, Manajer Program Advokasi BITRA, berharap para peserta bisa menjadi juru damai yang menulis dengan perspektif damai dan solusi.

"Melalui tulisan yang sejuk dan edukatif, warga dapat berperan aktif dalam menciptakan harmoni antara manusia dan satwa," ujarnya.

Menurut Juhendri Chaniago, salah satu fasilitator, pelatihan ini juga diarahkan untuk mendorong peserta aktif dalam mengisi Sistem Informasi Desa (SID), radio komunitas, serta media sosial desa.

"Target utamanya adalah membangun kesadaran dan kapasitas peserta sebagai kontributor konten yang beretika dan berpihak pada kebenaran dan keadilan," kata Juhendri. (rel/hm24)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN