Imunisasi BIAS 2024 di Sibolga Belum 100 Persen, HPV Kelas 6 Terendah

Plt. Sekda Kota Sibolga, Rosidah Lubis, saat membuka kegiatan Lintas Sektor Dalam Rangka Penyelenggaraan Peningkatan Status Kesehatan Peserta Didik. (Foto: Diskominfo Sibolga/Mistar)
Sibolga, MISTAR.ID
Cakupan imunisasi di Kota Sibolga masih belum 100 persen dari target nasional selama 2024. Pada pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), tercatat Imunisasi Campak/Rubella (MR) Kelas 1 SD sebanyak 50,68 persen dan Imunisasi Difteri Pertusis (DT) Kelas 1 SD sebanyak 54,60 persen.
Kemudian, Imunisasi Tetanus Difteri (TD) Kelas 2 SD sebesar 73,29 persen, Imunisasi Tetanus Difteri (TD) Kelas 5 SD hanya 58,88 persen, Imunisasi Human Papillomavirus (HPV) Kelas 5 SD mencapai 67,30 persen dan Imunisasi Human Papillomavirus (HPV) Kelas 6 SD alami capaian terendah, yakni 49,54 persen.
Pelaksana Tugas (Plt.) Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Sibolga, Rosidah Lubis, mengatakan pada 2025 target cakupan akan ditingkatkan lagi melalui persiapan yang lebih matang pada program BIAS.
"Rendahnya cakupan imunisasi tahun lalu dan belum mencapai target nasional sebesar 100 persen di setiap target, maka dibutuhkan persiapan matang BIAS. Tujuannya untuk meningkatkan target," ujar Rosidah saat membuka kegiatan Lintas Sektor Dalam Rangka Penyelenggaraan Peningkatan Status Kesehatan Peserta Didik, di Kedai Kopi 88, Jalan Diponegoro Kota Sibolga, Selasa (29/7/2025).
Imunisasi bagi peserta didik dilaksanakan setiap tahun pada Agustus untuk Campak Rubela dan HPV, serta November untuk DT dan TD.
“Pelaksanaannya dilakukan secara terpadu oleh lintas program dan lintas sektor,” katanya.
Di kesempatan yang sama, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Sibolga, Sri Wahyuni, mengatakan berkualitasnya pendidikan dan prestasi belajar seorang anak, salah satunya dengan pemberian imunisasi.
"Pemberian imunisasi ini agar terlindung dari penyakit campak, rubela, tetanus, difteri, dan kanker leher rahim," ujarnya.
Tujuannya BIAS, masih kata Sri, bisa meningkatkan kekebalan anak usia sekolah terhadap penyakit yang telah disebutkan di atas dan memberikan kekebalan khusus bagi anak perempuan usia sekolah terhadap kanker leher rahim.
"Ketiga, menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit-penyakit tersebut,” tuturnya. (feliks/hm20)