Thursday, October 30, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

China–Rusia Dituding Kirim Wanita Cantik untuk Curi Rahasia Teknologi AS

Mistar.idRabu, 29 Oktober 2025 17.29
JS
chinarusia_dituding_kirim_wanita_cantik_untuk_curi_rahasia_teknologi_as

Ilustrasi wanita cantik. (foto:thinkstock/mistar)

news_banner

California, MISTAR.ID

Dua negara adidaya, China dan Rusia, dituding melancarkan operasi intelijen tidak lazim dengan mengirim wanita-wanita cantik ke Amerika Serikat (AS).

Tujuannya merayu dan menjebak eksekutif teknologi Silicon Valley untuk mencuri rahasia industri teknologi tinggi Amerika. Operasi ini dijuluki “perang seks” (sex war) oleh sejumlah pejabat kontra intelijen AS.

Laporan eksklusif media The Times dan New York Post, seperti dilansir, Rabu (29/10/2025) mengungkap bahwa para agen perempuan ini beroperasi dengan cara halus mulai dari pendekatan pribadi hingga infiltrasi lewat jejaring profesional seperti LinkedIn, kompetisi startup, hingga investasi modal ventura.

Modus Operasi Intelijen China dan Rusia

Menurut laporan tersebut, sejumlah eksekutif teknologi di Silicon Valley didekati oleh perempuan asing yang menarik dan berpendidikan tinggi. Beberapa dari mereka bahkan menikahi target dan memiliki anak, sehingga membuat operasi penyamaran berlangsung bertahun-tahun tanpa terdeteksi.

“Saya menerima begitu banyak permintaan koneksi LinkedIn dari perempuan muda asal China yang sangat menarik dan profesional. Aktivitas ini meningkat drastis akhir-akhir ini,” ujar James Mulvenon, Kepala Intelijen di perusahaan keamanan Pamir Consulting.

Selain melalui media sosial, infiltrasi juga dilakukan lewat kompetisi startup, event investasi internasional, dan konferensi teknologi. Di salah satu kasus, dua perempuan asal China mencoba masuk ke konferensi bisnis di Virginia yang membahas risiko investasi China, namun ditolak oleh petugas keamanan karena dianggap mencurigakan.

Kisah Agen Rusia yang Menikah dengan Target

Seorang mantan pejabat kontra intelijen AS yang kini bekerja di perusahaan rintisan (startup) di Silicon Valley mengungkap kasus menarik seorang wanita Rusia cantik bekerja di perusahaan kedirgantaraan AS, lalu menikah dengan salah satu rekannya.

“Dia dulu sekolah modeling, lalu tiba-tiba muncul kembali sebagai pakar kripto di Amerika. Belakangan, dia mencoba masuk ke sektor militer dan antariksa. Suaminya sama sekali tidak sadar bahwa ia mungkin menikah dengan agen intelijen,” ujarnya.

Sumber tersebut menyebut pola semacam ini bukan hal baru. “Banyak yang tidak sadar bahwa mereka mungkin hidup dengan agen yang menjalankan operasi pengumpulan informasi selama puluhan tahun,” katanya.

AS Waspada terhadap Gelombang Spionase Baru

Komite Keamanan Dalam Negeri DPR AS mencatat lebih dari 60 operasi spionase China di wilayah Amerika hanya dalam empat tahun terakhir. Pejabat intelijen menduga angka sesungguhnya jauh lebih besar.

Bahkan, dalam kasus lain, Klaus Pflugbeil, warga negara China, dihukum dua tahun penjara karena mencoba menjual rahasia dagang Tesla yang dicuri di sebuah konferensi di Las Vegas.

“China dan Rusia kini tidak lagi mengirim mata-mata bergaya perang dingin, melainkan orang-orang biasa yang menyamar sebagai pebisnis, investor, atau analis,” ujar seorang pejabat kontra intelijen senior AS.

Tanggapan Pemerintah China

Menanggapi tudingan itu, Kedutaan Besar China di Washington membantah keras keterlibatan mereka dalam praktik spionase berbasis “perang seks”.

“China sangat menjunjung tinggi perlindungan hak kekayaan intelektual dan tidak mencapai kemajuan teknologi melalui pencurian atau perampokan,” tegas juru bicara Kedubes China.

Pihak Rusia sejauh ini belum memberikan tanggapan resmi terkait laporan tersebut.

Laporan ini memperkuat kekhawatiran Washington bahwa sektor teknologi terutama AI, semikonduktor, dan pertahanan siber menjadi sasaran utama operasi intelijen asing. Para pejabat keamanan menyerukan peningkatan kesadaran terhadap “spionase manusia” di kalangan profesional teknologi yang sering diundang ke konferensi atau proyek internasional. (hm16)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN