Dua Kades di Dairi Diduga Terlibat Tambang Emas Ilegal

Lokasi tambang emas ilegal di Kecamatan Pegagan Hilir, Kabupaten Dairi. (f: ist/mistar)
Dairi, MISTAR.ID
Dua Kepala Desa (Kades) diduga terlibat aktivitas penambangan emas tanpa izin di kawasan hutan lindung, Kecamatan Pegagan Hilir, Kabupaten Dairi.
Hal ini disampaikan seorang warga pemerhati lingkungan, B Naibaho yang turun langsung ke lokasi pada awal Juni 2025. Menurut B Naibaho aktivitas tambang ilegal berlangsung secara masif dan terbuka.
"Informasi ini sesuai dari informasi yang kami dapat dari pekerja di lokasi. Pekerja mengakui adanya lubang tambang emas milik Kepala Desa Lingga Raja II di wilayah tersebut," kata Naibaho.
Kades lainnya yang diduga terlibat adalah Kades Kuta Usang. “Kades ini diduga terlibat sebagai pemodal dan mempekerjakan warga di lokasi tambang ilegal," kata Naibaho.
Saat Naibaho bersama tim menyusuri area hutan lindung, mereka menemukan ratusan orang sedang menambang emas menggunakan mesin pengebor, mesin penggiling, dan peralatan berat lainnya. Ada pula gubuk yang dibuat pekerja agar bisa menginap di lokasi tambang.
Menurut Naibaho, metode penambangan yang dilakukan sangat membahayakan. Para pelaku menggali lubang-lubang terowongan dengan kedalaman ratusan meter, tanpa prosedur keamanan atau pengawasan profesional. Situasi ini menciptakan potensi bencana, seperti longsor.
“Penambangan dilakukan suka-suka. Lubang-lubang digali sedalam mungkin tanpa struktur yang aman. Kalau ini terus dibiarkan, tinggal tunggu waktu saja bencana besar terjadi,” ujarnya.
Informasi warga sekitar, beredar kabar telah ada korban jiwa akibat tertimbun longsor saat menambang. Sayangnya, kabar tersebut, kata Naibaho, sengaja ditutup-tutupi.
“Sesuai informasi yang saya terima dari warga, katanya sudah ada yang jadi korban. Tapi isu itu tertutup rapi,” tuturnya.

Naibaho mendesak agar pemerintah pusat turun tangan langsung. Ia meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Mabes Polri segera mengirimkan tim investigasi ke lokasi.
“Pemerintah pusat harus segera ambil sikap. Jangan sampai ada nyawa melayang baru sibuk bereaksi," kata Naibaho. (manru/hm20)