Saturday, August 2, 2025
home_banner_first
SUMUT

BMKG: Hujan di Kawasan Danau Toba Dipicu Operasi Modifikasi Cuaca

journalist-avatar-top
Jumat, 1 Agustus 2025 16.15
bmkg_hujan_di_kawasan_danau_toba_dipicu_operasi_modifikasi_cuaca

Pesawat yang digunakan dalam kegiatan modifikasi cuaca di kawasan kaldera Toba. (Foto: Pangihutan/mistar)

news_banner

Samosir, MISTAR.ID

Hujan yang mengguyur sejumlah wilayah sekitar Danau Toba dalam beberapa hari terakhir merupakan hasil dari dinamika atmosfer serta pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang masih berlangsung di Kawasan Kaldera Toba.

Koordinator Lapangan BMKG untuk OMC, Sholehhudin Al Ayubi, menyebutkan bahwa hujan tercatat turun di lima kabupaten, yaitu Humbang Hasundutan, Samosir, Simalungun, Tapanuli Utara, dan Toba.

“Memang betul, terjadi hujan di beberapa wilayah seperti Samosir dan sekitarnya. Ini merupakan bagian dari sistem cuaca lokal yang berkembang, dan sebagian juga hasil dari operasi OMC yang kami laksanakan sejak akhir Juli,” ujar Sholehhudin, Kamis (1/8/2025).

Operasi ini membawa dampak positif dalam mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta mengatasi kekeringan di sebagian kawasan Sumatera Utara. Penyemaian awan dilakukan dengan garam (NaCl) menggunakan pesawat untuk mempercepat pembentukan hujan melalui proses kondensasi.

“Dalam pelaksanaan operasi ini, BMKG bekerja sama dengan BNPB dan TNI AU, serta didukung secara teknis dan koordinatif oleh AirNav Indonesia dan PT Angkasa Pura Indonesia,” jelas Sholehhudin.

AirNav Indonesia mengatur lalu lintas udara untuk keamanan pesawat penyemaian awan, sementara PT Angkasa Pura Indonesia mendukung logistik dan perizinan bandara. “Kerja sama lintas instansi ini menjadi kunci keberhasilan. OMC tidak bisa berjalan sendiri, apalagi kita berbicara soal aktivitas udara yang harus dikoordinasikan dengan berbagai pihak,” tambahnya.

Hujan deras dilaporkan turun di Kecamatan Harian dan Pangururan, Kabupaten Samosir, membasahi vegetasi kering akibat musim kemarau. Wilayah lain yang terdampak hujan meliputi Balige dan Tampahan (Toba), Pamatang Raya hingga Dolok Panribuan (Simalungun), Tarutung dan Sipoholon (Tapanuli Utara), serta Baktiraja (Humbang Hasundutan).

Sholehhudin berharap curah hujan ini dapat menekan potensi karhutla dan menjaga ketersediaan air bersih. Namun, ia mengingatkan potensi bencana lanjutan akibat hujan terus-menerus.

“Kalau hujan terus berlanjut, kita juga harus mewaspadai bahaya sekunder seperti tanah longsor, khususnya di lereng-lereng curam,” ujarnya.

BMKG memastikan OMC masih berjalan hingga pertengahan Agustus dengan pemantauan ketat dan pelaporan rutin. “Masih dihitung, operasi masih berlangsung,” kata Sholehhudin.

Dengan dukungan pemerintah daerah, masyarakat, dan kolaborasi antarinstansi, BMKG optimistis OMC dapat menjadi solusi jangka pendek dan menengah dalam menjaga ekosistem Danau Toba dari ancaman krisis iklim dan bencana ekologis. (Pangihutan Sinaga/hm17)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN