Tuesday, July 29, 2025
home_banner_first
SUMUT

Tangkal Karhutla, Selama 1 Jam Lebih Operasi Modifikasi Cuaca Dituntaskan

journalist-avatar-top
Senin, 28 Juli 2025 20.50
tangkal_karhutla_selama_1_jam_lebih_operasi_modifikasi_cuaca_dituntaskan

Kru OMC saat melaksanakan tugas di dalam pesawat. (foto: Pangihutan/mistar)

news_banner

Toba, MISTAR.ID

Pesawat jenis CASA yang membawa misi Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) mendarat mulus di Bandara Silangit, Tapanuli Utara, setelah menuntaskan tugas selama 1 jam 7 menit di langit kawasan Kaldera Toba.

Di dalamnya, enam orang personel terdiri dari satu pilot, dua kopilot, satu ahli dari BMKG, serta dua personel TNI AU turun tanpa banyak bicara, wajah-wajah mereka masih tegang, namun penuh kesungguhan.

Misi penyemaian ini berlangsung cepat dan senyap. Pesawat lepas landas tepat pukul 14.27 WIB dari Bandara Silangit. Sejak itu, seluruh anggota tim menjalankan perannya dalam sunyi.

Tak ada percakapan yang terdengar di dalam kabin. Hanya sorot mata dan gerakan tangan yang menjadi bahasa mereka sepanjang penerbangan.

Pesawat langsung menuju ketinggian optimal dan mulai menyisir spot-spot awan berpotensi membentuk hujan.(foto: Pangihutan/mistar)

Langit Kaldera Toba yang tampak tenang dari bawah, sejatinya menyimpan tantangan besar bagi tim OMC. Begitu mengudara, pesawat langsung menuju ketinggian optimal dan mulai menyisir spot-spot awan yang menurut data BMKG berpotensi membentuk hujan.

Sekitar pukul 14.57 WIB, tim berhasil menemukan satu gugus awan yang memenuhi syarat untuk disemai. Tak perlu diskusi panjang, Fahdila, petugas dari BMKG yang ikut dalam misi ini mengacungkan jari telunjuk ke arah kanan kokpit. Isyarat itu langsung dimengerti anggota tim lainnya.

Tepat setelah kode diberikan, dua petugas di bagian belakang pesawat membuka kompartemen penabur. Di titik tersebut, mereka menebarkan campuran bahan semai berupa natrium klorida (NaCl) dan kalsium klorida (CaCl₂). Bahan ini ditaburkan ke dalam awan dengan harapan mempercepat kondensasi uap air menjadi butiran hujan.

Proses penaburan semai selesai pukul 15.17 WIB. Tak satupun anggota tim berbicara. Mereka hanya saling menatap, memastikan setiap langkah terlaksana dengan presisi dan aman. Semua dilakukan dalam keheningan yang hampir ritualistik.

Setelah tugas selesai, pesawat segera berputar arah untuk kembali ke Bandara Silangit. Dalam perjalanan pulang, pemandangan bebukitan Kaldera Toba banyak tampak gersang dan bekas kebakaran. Juga di antara hamparan pepohonan, terlihat garis-garis hitam kebakaran yang masih mengepung sejumlah bukit.

OMC ini dilakukan sebagai bagian dari operasi pengendalian kebakaran hutan dan lahan di kawasan Geopark Kaldera Toba, yang dalam dua bulan terakhir terus mengalami peningkatan titik api. Meski intensitas hujan masih sangat minim, BMKG bersama TNI AU dan BPBD tetap menjalankan OMC demi memanfaatkan potensi awan yang tersisa.

Menurut Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG, Edison Kurniawan, operasi ini tidak selalu langsung menghasilkan hujan. Namun, penyemaian harus tetap dilakukan ketika kondisi atmosfer sedikit pun memberi peluang.

“Dalam situasi seperti ini, satu tetes hujan pun bisa memperlambat laju api. Kita bekerja berdasarkan dinamika cuaca harian,” kata Edison.

Hingga saat ini, wilayah seperti Samosir, Tele, Sabulan, hingga Harian masih mengalami kekeringan dan minim potensi hujan. Oleh karena itu, sortie demi sortie dilakukan agar penyebaran semai bisa menjangkau titik-titik kritis yang belum tersentuh.

Pesawat akhirnya mendarat kembali di Silangit pada pukul 15.34 WIB. Seluruh kru turun dari pesawat tanpa banyak interaksi, hanya anggukan kecil dan langkah cepat menuju ruang debriefing. Dalam diam mereka menyelesaikan tugas, membawa serta harapan akan turunnya hujan yang belum tentu datang.

Operasi ini akan kembali dilanjutkan esok hari, bergantung pada perkembangan kondisi awan. Bagi tim OMC, tak ada waktu bersantai. Langit masih harus dijelajahi, dan hujan masih terus dicari. Semua demi menyelamatkan Kaldera Toba dari jilatan api yang belum juga padam. (Pangihutan/hm18)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN