Dilanda Kemarau, Hujan Turun di Simalungun Berkat Operasi Modifikasi Cuaca

Petugas BMKG sebelum menabur garam di langit Kaldera Toba. (foto:dokumen/mistar)
Simalungun, MISTAR.ID
Setelah hampir empat bulan dilanda kemarau, hujan akhirnya turun di sejumlah wilayah Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara, pada Sabtu malam dan Minggu (26–27 Juli 2025).
Kedatangan hujan ini disambut dengan penuh rasa syukur oleh masyarakat, terutama para petani yang selama ini terdampak kekeringan ekstrem.
Aldi Sipayung, seorang petani muda asal Saribudolok, menyatakan bahwa hujan pada Minggu berlangsung cukup deras dan berdurasi lama.
“Cukup panjang juga durasinya, sekitar dua jam lebih dan deras. Sangat membantu untuk tanaman di kebun,” ujarnya, Rabu (30/7/2025).
Baca Juga: Antisipasi Karhutla di Kawasan Geopark Kaldera Toba, Pemerintah Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca
Tak hanya di Saribudolok, hujan juga mengguyur wilayah Pematang Raya dan Parapat. Rika Br Girsang, warga Parapat, merasa hujan yang turun membawa kesegaran setelah sekian lama cuaca panas melanda.
“Sudah lama sekali kami tidak merasakan hujan seperti ini. Tanah sudah mulai retak, udara pun panas. Tapi hari Minggu hujannya deras, sekitar satu jam lebih. Lumayan menyegarkan,” katanya.
Pahala Simarmata, warga Pematang Raya, menyampaikan bahwa hujan yang turun memberi harapan baru bagi para petani dan masyarakat.
“Air hujan langsung kami tampung untuk kebutuhan harian. Banyak juga warga yang senang karena sawah mulai lembab lagi,” tuturnya.
Hasil dari Operasi Modifikasi Cuaca BMKG
Turunnya hujan ini terjadi bertepatan dengan pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang digelar oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di wilayah Geopark Kaldera Toba, termasuk Kabupaten Simalungun.
Operasi ini dilaksanakan atas permintaan Gubernur Sumatra Utara sebagai langkah antisipatif menghadapi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta untuk menambah cadangan air di kawasan strategis.
Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, menyampaikan bahwa OMC yang dimulai sejak 26 hingga 31 Juli 2025 telah menunjukkan hasil positif.
“Hujan terpantau di Kabupaten Simalungun yang menjadi salah satu area target utama. Diharapkan hujan ini tidak hanya membantu pemadaman kebakaran lahan, tetapi juga membasahi lahan gambut dan menambah cadangan air di sekitar Danau Toba,” katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (29/7/2025).
Masyarakat Berharap Pemulihan Musim Tanam dan Sumber Air
Berdasarkan laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Sumut, kawasan Geopark Kaldera Toba menjadi wilayah yang paling terdampak kekeringan dan rawan karhutla selama musim kemarau ini.
Dengan turunnya hujan, masyarakat berharap musim tanam bisa kembali berlangsung normal dan sumber air bersih dapat segera pulih untuk mendukung aktivitas sehari-hari. (indra/hm27)