Toba, MISTAR.ID

Keterbatasan benih ikan mas di Kabupaten Toba disebabkan belum diaktifkannya kembali Balai Benih Ikan (BBI) di Tambunan dan Lumbanjulu.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Kabupaten Toba, Darwin Sianipar, Kamis (17/7/2025).

“Untuk mengaktifkan BBI dibutuhkan pendanaan. Tahun ini belum ada anggaran, semoga tahun depan bisa ditampung,” ujarnya.

Selain itu, Toba juga menghadapi kendala kekurangan tenaga penyuluh perikanan. Saat ini, penyuluh yang ada masih berasal dari pemerintah pusat.

“Mana mungkin dua penyuluh menangani 231 desa. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) harus menambah tenaga penyuluh agar lebih maksimal,” tutur Darwin.

Dia menyebutkan sebelum menjabat, sudah sering diadakan pelatihan pembenihan ikan, termasuk ikan mas, di beberapa kecamatan seperti Porsea, Uluan, dan Parmaksian.

“Banyak warga yang sudah mahir, seperti di Porsea ada Naga Motor yang rutin menghasilkan benih ikan mas. Namun, jumlahnya masih belum mencukupi stok,” katanya.

Darwin juga mengingatkan agar masyarakat berhati-hati membeli benih dari luar daerah, seperti dari Kerasaan, Kabupaten Simalungun.

“Jangan asal beli untuk menghindari benih mati. Meski sedikit mahal, pilih yang berkualitas dengan ukuran minimal 10 cm agar tahan dengan suhu dingin di Toba,” ucapnya.

Untuk menekan angka kematian benih, Darwin memberikan tips, yakni air kolam sebaiknya diendapkan selama dua minggu agar residu pestisida hilang. Kemudian memastikan air mengalir sebelum benih dimasukkan, dan memberikan pakan teratur agar pertumbuhan optimal.

“Selama ini, pemelihara ikan di tiga kecamatan tidak memberi pakan khusus, hanya mengandalkan sisa panen padi,” kata Darwin.

Jika BBI diaktifkan kembali dan penyuluh ditambah, Darwin optimistis produksi benih ikan mas di Toba bisa meningkat dan mendukung ketahanan pangan daerah. (nimrot/hm16)