77 KK di Langkat Terdampak Banjir Lumpur Akibat Proyek Pabrik Sawit

Rumah dan jalan dipenuhi lumpur setelah diterjang banjir yang berasal dari di Bukit Kubu, Besitang. (Foto: Istimewa/Mistar)
Langkat, MISTAR.ID
Sedikitnya 77 Kepala Keluarga (KK) di Lingkungan II dan III Bukit Mas, Kelurahan Bukit Kubu, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, menjadi korban terdampak banjir lumpur yang menerjang kawasan tersebut pada Senin malam (10/11/2025). Meski tidak menimbulkan korban jiwa, peristiwa ini menyebabkan kerugian material yang ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
Camat Besitang, Irham, membenarkan bahwa banjir lumpur tersebut diakibatkan oleh aktivitas pengerjaan proyek pembangunan pabrik kelapa sawit di wilayah perbukitan sekitar permukiman warga.
“Musibah banjir lumpur ini memang disebabkan proyek pembangunan pabrik kelapa sawit di atas sana. Saat hujan deras turun tadi malam, air membawa material lumpur dan menerjang sebagian rumah warga yang berada di bawah,” ujar Irham, Selasa (11/11/2025) sore.
Menurutnya, pihak kecamatan masih melakukan pendataan terhadap kerugian warga. Ia juga menyebut pihak perusahaan telah menggelar pertemuan dengan warga terdampak untuk membahas tuntutan kompensasi.
“Pihak perusahaan sudah bertemu dengan warga dan berjanji akan mengganti segala kerusakan yang dialami. Untuk besaran kompensasi masih akan dibicarakan lebih lanjut,” jelasnya.
Berdasarkan informasi di lapangan, banjir lumpur terjadi secara tiba-tiba dan cepat. Air bercampur lumpur dari arah bukit turun dengan ketinggian mencapai 50 hingga 100 sentimeter, menerjang puluhan rumah warga di kawasan bawah.
“Banjir datang sangat cepat, warga tidak sempat menyelamatkan barang-barang berharga,” ujar Edi Suhardi, Kepala Lingkungan III Bukit Mas.
Akibat derasnya arus lumpur, tembok salah satu gereja roboh dan puluhan rumah warga terendam hingga setinggi satu meter. Sejumlah warga kini masih membersihkan rumah mereka dari endapan lumpur tebal pasca peristiwa tersebut.
Sementara itu, Ilham, salah satu tokoh masyarakat Besitang, meminta pihak perusahaan, dalam hal ini PT MTT bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan serta memperhatikan kondisi warga terdampak.
“Kami berharap perusahaan segera menyalurkan kompensasi kepada masyarakat, karena proyek pengerukan bukit untuk pembangunan pabrik ini sudah terbukti menyebabkan banjir lumpur,” ujarnya.
PREVIOUS ARTICLE
Publik Soroti Masjid Agung Lubuk Pakam Rp24 Miliar Sering Bocor

























