Friday, October 31, 2025
home_banner_first
SIANTAR SIMALUNGUN

Junita Munthe: Kebijakan Cabai Jawa Rugikan Petani Simalungun

Mistar.idJumat, 31 Oktober 2025 11.05
AN
IH
junita_munthe_kebijakan_cabai_jawa_rugikan_petani_simalungun

Anggota DPRD Simalungun, Junita V. Munthe. (Foto: Indra/Mistar)

news_banner

Simalungun, MISTAR.ID

Anggota DPRD Simalungun, Junita V. Munthe, menyoroti kebijakan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) yang mendatangkan cabai dari Pulau Jawa untuk menekan harga pasar. Ia menilai langkah tersebut justru merugikan petani lokal di daerah penghasil cabai seperti Simalungun.

Menurut Junita, semestinya pemerintah memikirkan kebijakan perlindungan harga dasar komoditas pertanian agar petani tidak terus menjadi korban fluktuasi harga pasar.

“Petani butuh payung hukum. Perlu ada Perda tentang penetapan harga dasar komoditas pertanian yang dibutuhkan secara terus-menerus. Bukan hanya cabai, tapi juga tomat, kentang, wortel, jagung, dan bawang,” ujar politisi PDI Perjuangan ini, Jumat (31/10/2025).

Ia menjelaskan, ketika harga cabai sempat melonjak, petani Simalungun kembali bersemangat menanam. Namun semangat itu langsung surut setelah harga anjlok akibat masuknya cabai dari luar daerah.

“Kebijakan mendatangkan cabai dari Jawa bukan solusi yang baik. Biaya menanam dan merawat cabai itu mahal. Saat harga turun, petani rugi besar,” ujarnya.

Junita menambahkan, pemerintah seharusnya membuat langkah preventif dan jangka panjang dalam menjaga stabilitas harga, bukan hanya bersikap reaktif saat harga melonjak. Salah satu caranya adalah dengan memberikan jaminan harga minimal agar petani memiliki kepastian pendapatan.

“Ketika harga mahal, pemerintah cepat bertindak menekan harga. Tapi waktu murah, petani dibiarkan menjerit. Pemerintah harus hadir juga sebagai fasilitator pemasaran,” tuturnya.

Lebih lanjut, Junita mengusulkan agar Pemkab Simalungun dan Pemprov Sumut membuat program keberpihakan terhadap petani, seperti penyediaan pupuk bersubsidi, bibit unggul, dan bantuan kompos untuk meringankan biaya produksi.

“Solusi ke depan adalah mendorong petani berani menanam cabai dengan dukungan nyata. Kalau biaya produksi bisa ditekan, petani tetap bisa untung meski harga turun,” katanya.

Pernyataan Junita ini memperkuat suara keresahan para petani Simalungun yang sebelumnya mengeluhkan anjloknya harga cabai merah di tingkat petani, dari Rp60.000 menjadi Rp38.000 per kilogram setelah pasokan dari Pulau Jawa masuk ke pasar Sumatera Utara. (hm25)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN