Friday, September 12, 2025
home_banner_first
SAINS & TEKNOLOGI

Viral! Tren Foto Polaroid Gemini AI Bikin Fans Serasa Bareng Idola

journalist-avatar-top
Jumat, 12 September 2025 10.46
viral_tren_foto_polaroid_gemini_ai_bikin_fans_serasa_bareng_idola

Prompt AI Gemini foto bersama idol. (foto:istimewa/mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Media sosial tengah diramaikan tren baru yakni edit foto gaya polaroid menggunakan Gemini AI.

Seperti dilansir, Jumat (12/9/2025), banyak warganet membuat potret estetik layaknya jepretan kamera instan, bahkan seolah-olah sedang berpose mesra dengan idola K-Pop, pemain sepak bola, atau tokoh publik favorit mereka.

Fenomena ini hadir setelah sebelumnya viral tren foto miniatur. Kali ini, gaya polaroid dinilai lebih natural dan unik karena menghadirkan efek khas seperti cahaya lampu flash, blur lembut, dan bingkai klasik.

Menurut para penggemar AI photo editing, hasil edit memberi nuansa nostalgia seperti polaroid asli. Kemudahan penggunaan juga membuat tren ini cepat populer, sebab banyak prompt yang dibagikan gratis di berbagai platform.

Cara Membuat Foto Polaroid dengan Gemini AI

Untuk mencoba tren ini, pengguna cukup:

- Membuka aplikasi Gemini 2.5 Flash di ponsel atau desktop.

- Memilih dua foto: satu pribadi dan satu foto idola.

- Memasukkan prompt populer, misalnya:

“Buatlah gambar yang diambil dengan kamera Polaroid. Foto harus memiliki efek blur, flash khas ruangan gelap, dengan latar tirai putih. Jangan ubah wajah.”

- Klik generate, lalu unduh hasilnya.

Prompt bisa dimodifikasi, misalnya menambahkan instruksi seperti “merangkul lengan” atau “menggenggam tangan” untuk hasil lebih personal.

Teknologi di Baliknya

Hasil realistis ini dimungkinkan berkat Gemini 2.5 Flash Image (Nano Banana), model terbaru Google untuk pembuatan dan pengeditan gambar. Teknologi ini unggul dalam menjaga detail wajah, konsistensi karakter, serta menghasilkan resolusi tajam hingga 1.024 piksel.

Untuk mencegah penyalahgunaan, Google menyematkan tanda air digital (SynthID) serta metadata khusus pada setiap gambar. Konten berbahaya atau manipulasi yang tidak pantas terhadap figur publik juga dilarang keras.

Bagi penggemar, tren ini menghadirkan sensasi seolah bisa berfoto langsung dengan idola tanpa harus menghadiri sesi meet and greet. Meski begitu, pakar mengingatkan tren ini sebaiknya dinikmati sebagai hiburan semata, bukan untuk menyesatkan atau merugikan pihak lain. (**/hm16)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN