BMKG Prediksi La Nina Muncul Akhir 2025, Musim Hujan Lebih Lama

Fenomena alam La Nina yang mencapai puncak nya sekitar bulan Juli sampai September 2024 lalu. (Foto: Istimewa)
Jakarta, MISTAR.ID
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan fenomena iklim La Nina akan mulai berkembang di Indonesia pada akhir 2025, berpotensi menyebabkan musim hujan datang lebih cepat dan berlangsung lebih lama dari biasanya.
Dalam laporan bertajuk Prediksi Musim Hujan 2025/2026 di Indonesia, BMKG menyebut sebagian model iklim global mengindikasikan kemungkinan La Nina lemah terjadi menjelang akhir tahun 2025, meskipun sebagian besar model masih memperkirakan kondisi ENSO Netral sepanjang tahun.
“BMKG memprediksi La Nina lemah akan mulai muncul pada akhir tahun 2025, berdasarkan sebagian kecil model iklim global,” kata Guswanto, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, dikutip dari CNNIndonesia, Sabtu (11/10/2025).
La Nina merupakan fenomena pendinginan suhu muka laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur ekuator. Kondisi ini biasanya meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia dan dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir serta tanah longsor.
BMKG juga mencatat Indian Ocean Dipole (IOD) saat ini berada pada fase negatif dan diperkirakan bertahan hingga November 2025. Kondisi tersebut memperkuat potensi curah hujan lebih tinggi di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah.
Akibat pengaruh La Nina, BMKG memperkirakan musim hujan 2025/2026 akan datang lebih awal di sebagian besar wilayah Indonesia. Sekitar 47,6 persen wilayah atau 333 zona musim (ZOM) diprediksi mulai mengalami hujan pada periode September-November 2025.
Wilayah seperti sebagian Sumatera dan Kalimantan bahkan diperkirakan sudah memasuki musim hujan sebelum September. Secara bertahap, musim hujan akan meluas ke wilayah selatan dan timur Indonesia.
Sebanyak 294 ZOM atau 42,1 persen wilayah tercatat mengalami kemajuan awal musim hujan dibandingkan rata-rata klimatologis. “Puncak musim hujan 2025/2026 diprediksi banyak terjadi pada November-Desember 2025 di Indonesia bagian barat, serta Januari–Februari 2026 di bagian selatan dan timur,” kata BMKG.
Durasi musim hujan kali ini juga diprediksi lebih panjang dari biasanya, meski secara umum curah hujan berada pada kategori normal.
Sementara itu, menurut laporan AFP, Layanan Cuaca Nasional Amerika Serikat (NWS) menyatakan fenomena La Nina telah kembali sejak September 2025, ditandai dengan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik yang lebih rendah dari rata-rata.
Namun, La Nina yang terjadi saat ini diperkirakan bersifat lemah dan berpeluang kembali netral pada awal 2026, dengan kemungkinan sebesar 55 persen pada periode Januari-Maret 2026.
La Nina yang lemah umumnya berdampak terbatas terhadap cuaca ekstrem global. Meski demikian, sejarah mencatat fenomena ini dapat memperburuk kekeringan di beberapa wilayah dan memicu banjir di wilayah lain.
Sebagai catatan, La Nina panjang terakhir terjadi pada 2020-2023, dikenal sebagai triple-dip La Nina yang pertama dalam abad ke-21. Meski cenderung mendinginkan suhu global, fenomena tersebut tak mampu menghentikan tren pemanasan. Bahkan, 2024 tercatat sebagai tahun terpanas dalam sejarah, menurut data global. []
BERITA TERPOPULER








Prediksi Argentina vs Venezuela 11 Oktober 2025: Messi Absen, Albiceleste Tetap Diunggulkan di Miami

