Anak Penjual Ayam Geprek Lolos ke Universitas di Yaman, Harap Uluran Tangan Wujudkan Mimpi

Nafila Anzani Lubis, saat meraih penghargaan. (foto:dokumentasi Nafila/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Nafila Anzani Lubis, 19 tahun, membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi bukan penghalang untuk meraih pendidikan tinggi. Santri asal Deli Serdang ini berhasil lolos seleksi masuk ke universitas di Yaman, negara yang sejak lama menjadi impian pendidikannya.
Lulusan Pondok Modern Darul Ikrom Kedondong, Kabupaten Pesawaran, Lampung ini dinyatakan lolos seleksi pada 15 Juli 2025, setelah mengikuti tes di Pondok Pesantren Al-Kautsar Al-Akbar Medan pada 3 Juni lalu.
“Alhamdulillah, setelah mengikuti tes di Medan, saya mendapat pengumuman bahwa saya lolos seleksi masuk ke universitas impian di Yaman,” ujar Nafila kepada MISTAR.ID, Selasa (22/7/2025).
Impian Sejak Kecil dan Semangat Belajar Tanpa Lelah
Sejak kelas 5 di pesantren, Nafila telah bercita-cita melanjutkan studi ke Timur Tengah. Untuk mewujudkan impiannya, ia bahkan mengikuti kelas tambahan malam hari khusus pelajaran Timur Tengah selama hampir tiga tahun.
“Alhamdulillah, di pondok juga saya mendapat beasiswa—gratis SPP dan uang daftar ulang setiap tahun. Saya hanya perlu membayar kebutuhan harian,” katanya.
Santri Berprestasi dengan Segudang Penghargaan
Nafila dikenal sebagai santri berprestasi di bidang Tahfidz, Tilawah Al-Qur’an, dan Pidato Bahasa Arab. Ia pernah mewakili Provinsi Lampung di ajang Pekan Olahraga dan Seni Pondok Pesantren 2022.
Beberapa prestasi yang pernah diraih Nafila di tingkat kabupaten hingga provinsi antara lain:
- Juara 1 Tilawah Anak-anak Putri – Tingkat Kabupaten
- Juara 1 Tahfidz 5 Juz – Hari Santri Nasional, Lampung
- Juara 2 MT2QM (Musabaqah Tilawah dan Tahfidz Quran Madrasah) – Provinsi Lampung.
- Juara 3 Tahfidz 1 Juz dan Tilawah – MTQ Provinsi
- Juara 2 KSM (Kompetisi Sains Madrasah) – Kabupaten Pesawaran (lanjut ke tingkat provinsi)
- Juara 2 Tahfidz dan Tilawah Tahun 2020
- Juara 2 MT2QM Tahun 2022
Salah satu prestasi yang paling membanggakan baginya adalah juara 1 MTQ Haji Anif 2020, yang menghadiahkan dua tiket umrah. Tiket tersebut ia berikan kepada ibunya dan budenya.
“Saya tidak ikut karena masih menjalani pendidikan. Tapi saya senang bisa memberi hadiah itu kepada mama dan bude,” ucapnya.
Harapan dan Tantangan: Terkendala Biaya Keberangkatan
Di tengah kegembiraan atas kelulusan tersebut, Nafila justru dihadapkan pada kendala besar—biaya keberangkatan dan kuliah di Yaman.
Ibunya, seorang single parent, hanya mengandalkan penghasilan dari berjualan ayam geprek dan jamu keliling di pinggir jalan.
“Mama sangat senang saya lolos, tapi sekarang sedang memikirkan bagaimana mengumpulkan biaya. Beliau putar otak agar saya bisa berangkat,” kata Nafila dengan suara lirih.
Santri asal Klambir, Kecamatan Hamparan Perak, Deli Serdang ini berharap mendapatkan dukungan atau beasiswa keberangkatan dari para dermawan atau lembaga pendidikan.
“Semoga saya bisa bertemu dengan orang-orang baik yang bisa membantu mewujudkan impian saya menuntut ilmu di Yaman,” ucap Nafila.
“Saya mohon doa agar Allah membukakan jalan-jalan kemudahan dalam proses keberangkatan saya,” tuturnya lebih lanjut dengan penuh harap.
Kisah Nafila Anzani Lubis menjadi pengingat bahwa semangat, tekad, dan doa bisa mengalahkan segala keterbatasan. Namun, impian itu masih menunggu uluran tangan dari masyarakat atau institusi yang peduli pada pendidikan dan masa depan generasi muda. (susan/hm27)
PREVIOUS ARTICLE
SD Negeri di Kisaran yang Ditutup Pemkab Rawan Maling