Siapa Charlie Kirk? Aktivis AS yang Tewas Ditembak

Detik-detik sebelum Charlie Kirk ditembak. (Foto: YouTube/New York Post)
Oleh: Anwar Suheri Pane
Charlie James Kirk, pendiri Turning Point USA dan loyalis Trump, tewas ditembak saat tampil di Utah Valley University, Rabu (10/9/2025). Peristiwa tragis ini mengejutkan Amerika Serikat dan dunia, sekaligus menyoroti figur kontroversial namun berpengaruh di kalangan generasi muda konservatif.
Charlie James Kirk lahir di Arlington Heights, Illinois, Amerika Serikat, pada 14 Oktober 1993. Ayah dua anak ini dikenal luas sebagai pendukung vokal Presiden Donald Trump dan figur pro-Israel.
Sejak mendirikan Turning Point USA, Kirk menekankan pentingnya agenda konservatif, termasuk penguatan militer, nilai-nilai tradisional Amerika, dan kebijakan luar negeri pro-Israel.
“Trump adalah satu-satunya kandidat yang benar-benar mengerti bagaimana menghadapi media yang menyesatkan dan elite politik,” ujarnya dalam wawancara dengan Business Insider edisi 5 Mei 2018.
Sikap Kirk terhadap Israel menjadi bagian penting dari identitas politiknya. Pada kunjungan ke Israel tahun 2019, ia menelusuri perbatasan Gaza, Hebron, dan Dataran Tinggi Golan untuk memahami tantangan yang dihadapi negara tersebut.
“Media Barat sudah terlalu mahir menyesatkan tentang negara ini,” katanya kepada Jewish News Syndicate, 12 September 2019, menyoroti dugaan bias media Barat terhadap Israel.
Turning Point USA di bawah kepemimpinannya aktif menentang resolusi Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) di kampus-kampus Amerika, yang menurutnya menargetkan Israel secara spesifik.
Kirk menekankan hubungan historis dan profetik antara nilai-nilai Yahudi-Kristen dan tanah Israel, serta menegaskan hak Israel untuk membela diri dalam konflik Gaza.
Ia juga menyatakan bahwa Hamas bertanggung jawab atas sebagian besar korban sipil, sebagaimana dikutip dari Human Events edisi 3 Maret 2023.
Bagi Kirk, dukungan terhadap Israel dan Trump tidak bisa dipisahkan dari pandangan politik dan agama. Israel bagi Kirk adalah simbol demokrasi dan ketahanan peradaban, sementara Trump dianggap sebagai pemimpin yang melindungi nilai-nilai tradisional Amerika. Sikap ini menjadikannya sorotan dalam perdebatan politik di kampus maupun arena internasional.
Kematian Kirk menimbulkan duka mendalam di kalangan aktivis konservatif dan komunitas pro-Israel.
Meski kontroversial, pengaruhnya terhadap generasi muda dalam membentuk wacana politik dan sosial tetap menjadi bagian penting dari warisannya. **
PREVIOUS ARTICLE
Sri Mulyani Pergi, Mampukah Purbaya Menyalakan Harapan?