Tuesday, October 28, 2025
home_banner_first
SAINS & TEKNOLOGI

Komet 3I/ATLAS Dipercaya Bisa Jadi Teknologi Alien, Ini 7 Alasan Ilmuwan Harvard

Mistar.idSelasa, 28 Oktober 2025 16.24
JS
komet_3iatlas_dipercaya_bisa_jadi_teknologi_alien_ini_7_alasan_ilmuwan_harvard

Komet antarbintang 3I/ATLAS tertangkap melintas di tata surya pada 27 Agustus oleh teleskop Gemini South di Chili. (foto:livescience/mistar)

news_banner

Cambridge, MISTAR.ID

Komet antarbintang 3I/ATLAS tengah menjadi sorotan dunia sains setelah beberapa ilmuwan Harvard berspekulasi bahwa objek luar angkasa ini mungkin bukan sekadar komet alami, melainkan teknologi buatan makhluk cerdas.

Komet tersebut ditemukan oleh NASA pada 1 Juli 2025, menjadikannya objek antarbintang ketiga yang pernah melintasi tata surya setelah ‘Oumuamua dan Borisov. NASA menegaskan bahwa 3I/ATLAS tidak menimbulkan ancaman bagi Bumi, namun kehadirannya menimbulkan banyak pertanyaan tentang asal-usulnya.

Saat ini, 3I/ATLAS sedang mencapai titik terdekatnya dengan Matahari (perihelion) pada 29–30 Oktober 2025, memberi kesempatan langka bagi ilmuwan untuk mempelajari komposisinya secara detail.

Salah satu ilmuwan paling vokal mengenai teori “asal non-alami” ini adalah Profesor Avi Loeb, astrofisikawan Harvard yang sebelumnya juga mencetuskan teori bahwa ‘Oumuamua mungkin merupakan sisa teknologi alien.

Berikut tujuh alasan utama mengapa sebagian ilmuwan Harvard, termasuk Loeb, percaya bahwa 3I/ATLAS bisa jadi bentuk teknologi asing.

1. Komposisi Kimia yang Tidak Biasa

Komet ini memancarkan semburan mengandung sekitar empat gram nikel per detik, tanpa jejak besi sesuatu yang sangat jarang terjadi. Biasanya, nikel dan besi ditemukan bersama dalam komet alami.

2. Kandungan Nikel Tetrakarbonil

Para ilmuwan menemukan adanya nikel tetrakarbonil, senyawa yang di Bumi hanya ditemukan dalam proses industri. Loeb menyebut hal ini sebagai “indikasi kuat adanya material rekayasa.”

3. Ekor Anti-Matahari yang Berubah Arah

Awalnya, ekor komet tampak mengarah ke Matahari fenomena aneh karena ekor komet biasanya menjauh dari sumber panas. Namun, kini arah ekor berubah. Loeb menyebut perubahan ini “mungkin akibat manuver terkendali.”

4. Lintasan Hiperbolik dari Luar Tata Surya

Komet ini bergerak dalam lintasan hiperbolik, artinya ia tidak terikat gravitasi Matahari. Kecepatannya yang mencapai 58 km/detik menunjukkan bahwa 3I/ATLAS berasal dari sistem bintang lain yang jauh.

5. Permukaan Tanpa Material Batuan

Loeb menilai kecil kemungkinan sebuah objek besar seperti 3I/ATLAS tidak mengandung batuan sama sekali jika terbentuk secara alami. “Komposisinya terlalu halus,” ujarnya.

6. Ukuran yang Tidak Wajar

Dengan lebar sekitar 19 kilometer, 3I/ATLAS merupakan objek antarbintang terbesar dan tercepat yang pernah diamati. Ukuran dan kecepatannya membuat para ilmuwan mempertanyakan bagaimana objek ini bisa terbentuk secara alami.

7. Indikasi Material Rekayasa

Analisis spektroskopi menunjukkan adanya pola emisi yang menyerupai material logam industri, seperti yang digunakan dalam pemurnian dan pelapisan logam di Bumi.

Pendekatan terdekat komet ini menjadi momen penting bagi para astronom untuk mempelajari struktur dan asal usulnya. NASA dan ESA akan memanfaatkan wahana Psyche dan JUICE untuk mengamati komet dari jarak jauh.

Komet ini diperkirakan akan mulai menjauh dari tata surya pada awal November 2025, meninggalkan banyak data yang dapat membantu memahami asal-usul sistem bintang lain atau bahkan menjawab pertanyaan klasik: Apakah kita sendirian di alam semesta? (hm16)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN